Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan di Luwu Timur Naik 1,55% dalam 5 Tahun Terakhir

1
Irfan Fadhlurrahman 29/08/2024 10:16 WIB
Image Loader
Memuat...
Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (2017-2023)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, prevalensi ketidakcukupan pangan (Prevalence of Undernourishment/PoU) di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan mencapai 6,85% pada 2023.

Angka tersebut turun 1,92% dari tahun sebelumnya sebesar 8,77%, sedangkan dalam 5 tahun terakhir naik 1,55%.

Rata-rata PoU Indonesia sebesar 8,53% pada 2023. Berarti, PoU di Kabupaten Luwu Timur lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendefinisikan PoU merupakan suatu kondisi seseorang, secara regular, mengkonsumsi jumlah makanan yang tidak cukup untuk memenuhi energi yang dibutuhkan untuk hidup normal, aktif, dan sehat. Indikator tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk melihat kondisi kerawanan pangan dan gizi.

Ini artinya, penduduk di Kabupaten Luwu Timur yang mengkonsumsi makanan, tetapi kebutuhan energinya kurang, tidak sampai 6,85% dari total penduduk.

Dibandingkan dengan 23 kabupaten/kota lain di Provinsi Sulawesi Selatan, PoU di Kabupaten Luwu Timur ada di urutan ke-9. Wilayah dengan PoU terendah (urutan teratas) yakni Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan (4,17%) dan tertinggi (urutan terakhir) yakni Kabupaten Soppeng (13,14%).

Berikut ini daftar PoU terendah di 10 kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Selatan pada 2023.

  1. Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan: 4,17%
  2. Kota Palopo: 4,35%
  3. Kota Makassar: 5,18%
  4. Kabupaten Luwu Utara: 5,38%
  5. Kabupaten Toraja Utara: 6,2%
  6. Kota Parepare: 6,37%
  7. Kabupaten Wajo: 6,67%
  8. Kabupaten Sidenreng Rappang: 6,81%
  9. Kabupaten Luwu Timur: 6,85%
  10. Kabupaten Pinrang: 7,1%

(Baca: Pengeluaran Penduduk Kabupaten Tapin untuk Membeli Makanan Gorengan Rp655.31 per Kapita per Minggu)

Data Populer

Lihat Semua