Porsi Swasta dalam Membangun Pembangkit Listrik EBT RI hingga 2034

Utilitas

Premium

Erlina Fury Santika 11/07/2025 18:44 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Laporan PLN yang diterima Katadata menunjukkan, terdapat perbedaan porsi pembangunan pembangkit listrik EBT dari pihak swasta dan pemerintah, dalam hal ini PLN. Porsi swasta tercatat lebih tinggi.

Persentase Porsi Daya Pembangunan Pembangkit Listrik Energi Baru dan Terbarukan/EBT (2025-2034)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Porsi Swasta dalam Membangun Pembangkit Listrik EBT RI hingga 2034”.

Rp7.500

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Persentase Porsi Daya Pembangunan Pembangkit Listrik Energi Baru dan Terbarukan/EBT (2025-2034)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut laporan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dari PLN yang diterima Katadata, perencanaan pembangunan pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT) Indonesia untuk 2025-2034 mencapai 42.569 megaWatt (MW).

Dari total tersebut, mayoritas pembangunan dijalankan oleh pihak swasta, sebesar 38.276 MW atau 90% dari total daya yang direncanakan. Sementara share PLN sebesar 10%.

Menurut jenisnya, porsi pembangunan pembangkit listrik EBT lebih banyak dikerjakan swasta.

Proporsi terbesar adalah pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) atau angin, sebesar 7.188 MW. Dari volume tersebut, sebanyak 6.862 MW atau 95% dikerjakan swasta. Sementara PLN hanya 326 MW atau 5%.

Lalu ada tenaga air (PLTA) sebanyak 11.690 MW. Porsi swasta sebanyak 10.551 MW atau 90%, sedangkan PLN 1.139 MW atau 10%.

Selanjutnya, tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 5.157 MW. Mayoritas atau 89% dikerjakan swasta yang mencapai 4.572 MW. Sementara PLN sebesar 585 MW atau 11%.

Terakhir, pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 17.062 MW. Sebanyak 14.818 atau 87% berasal dari swasta. Sedangkan PLN mencapai 2.243 MW atau 13%.

Dalam laporannya, PLN menyebut memang mendorong peran swasta dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan.

"Sebanyak 90% dari pembangkit energi terbarukan (EBT) yang direncanakan diharapkan dikembangkan oleh sektor swasta," tulis PLN, dikutip pada Jumat (11/7/2025).

(Baca: Rencana Penambahan Pembangkit Listrik RI hingga 2034, Terbanyak EBT)

Editor : Erlina Fury Santika