Gubernur Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan, total kerugian akibat kerusakan fasilitas umum selama unjuk rasa di Jakarta sejak akhir Agustus 2025 diproyeksikan mencapai Rp51,1 miliar.
Kerugian tersebut mencakup kerusakan sarana transportasi publik, infrastruktur kota, hingga fasilitas pendukung lainnya.
"Kerusakan infrastruktur untuk MRT Jakarta sebesar Rp3,3 miliar. Transjakarta kurang lebih Rp41,6 miliar. Kemudian kerusakan CCTV infrastruktur, lainnya Rp5,5 miliar," kata Pramono setelah rapat bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), dilansir dari Berita Jakarta, Senin (1/9/2025).
Pramono merinci, terdapat 22 halte Transjakarta, baik BRT maupun non-BRT yang terdampak. Rinciannya, sebanyak 6 halte terbakar dan 16 halte lainnya mengalami kerusakan seperti kaca pecah dan vandalisme.
Kendati demikian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah melakukan perbaikan sejak Sabtu (30/8/2025) lalu. Perbaikan ditargetkan selesai pada 8-9 September 2025.
"Kami sudah meminta izin kepada Kajati untuk dilakukan pendampingan, tentunya untuk itu yang digunakan adalah dana kontinjensi," kata Pramono.
Adapun dana subsidi yang digunakan untuk layanan transportasi gratis tersebut sebesar Rp18 miliar.
Di samping itu, Pemprov Jakarta menerapkan tarif Rp1 untuk layanan Transjakarta dan MRT selama 31 Agustus-7 September 2025, seiring dengan perbaikan yang tengah dilakukan.
(Baca: KontraS: 23 Orang Masih Hilang dalam Demonstrasi, Senin (1/9/2025))