Menurut International Energy Agency (IEA), Tiongkok merupakan negara dengan mobil listrik terbanyak di dunia.
"Tiongkok menyumbang di atas 50% dari seluruh mobil listrik yang ada di jalanan global," kata IEA dalam laporan Global EV Outlook 2023.
IEA memperkirakan, sampai akhir 2022 sudah ada sekitar 13,8 juta unit mobil listrik di Tiongkok.
Angka itu terdiri dari 10,7 juta unit mobil listrik tipe battery electric vehicle (BEV), ditambah 3,1 juta unit tipe plug-in hybrid electric vehicle (PHEV).
Mobil listrik tipe BEV sepenuhnya menggunakan energi dari baterai, yang dayanya bisa diisi ulang menggunakan jaringan listrik rumah atau di stasiun pengisian (charging station).
Sementara tipe PHEV memiliki dua jenis mesin penggerak, yaitu mesin konvensional berbahan bakar bensin, ditambah mesin berbasis baterai yang dapat dicas seperti BEV.
(Baca: Penjualan Mobil Listrik Global Meningkat, Capai Rekor pada 2022)
Menurut IEA, besarnya populasi mobil listrik di Tiongkok lahir berkat dukungan kebijakan pemerintah, serta kemampuan pelaku industri dalam menekan harga mobil listrik.
IEA melaporkan rata-rata harga penjualan mobil listrik BEV ukuran kecil di Tiongkok hanya sekitar USD 10.000 atau Rp150 juta per unit (asumsi kurs Rp15.000 per USD).
Harga itu jauh lebih murah ketimbang mobil listrik BEV kecil di pasaran Eropa dan Amerika Serikat, yang rata-rata harganya sekitar USD 30.000 atau Rp450 juta per unit.
"Produsen mobil Tiongkok berfokus mengembangkan model kendaraan yang ukurannya lebih kecil dan harganya lebih terjangkau," kata IEA.
"Murahnya mobil listrik di Tiongkok juga didukung oleh integrasi rantai pasokan industri baterai dengan industri kendaraan listrik, proses manufaktur dan tenaga kerja yang lebih murah, serta akses keuangan secara menyeluruh," lanjutnya.
(Baca: Tren Penjualan Mobil Listrik Menguat pada Kuartal I 2023)