Laporan AppMagic yang dihimpun Statista menunjukkan, TikTok menjadi aplikasi penyumbang pendapatan terbesar bagi induknya, ByteDance.
Tercatat, pendapatan platform konten digital itu sebesar US$7,37 miliar atau Rp113,77 triliun (asumsi kurs Rp15.423 per US$) per Oktober 2023.
Penyumbang terbesar kedua yakni Vigo Video sebesar US$63,63 juta atau Rp981,40 miliar. Ketiga, Tautiao sebesar US$45,37 juta atau Rp699,77 miliar.
Adapun aplikasi penyumbang pendapatan terkecil dalam daftar ini yakni BuzzVideo sebesar US$7,45 juta atau Rp114,90 miliar. Secara umum, ByteDance tercatat memiliki 40 aplikasi yang beroperasi di 60 negara di dunia.
(Baca juga: Daftar 10 Raksasa Unicorn Global Oktober 2023, Induk TikTok Rajanya)
ByteDance PHK massal
Melansir Katadata, ByteDance melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK karyawan. Bisnis gim seperti Mobile Legends pun berpotensi dijual.
Raksasa teknologi dari Tiongkok itu merestrukturisasi bisnis gim setelah melakukan peninjauan. Namun, ByteDance tidak memerinci hal-hal yang disesuaikan tersebut.
"Kami secara teratur meninjau bisnis dan melakukan penyesuaian untuk memusatkan perhatian pada area pertumbuhan strategis jangka panjang,” kata juru bicara Bytedance dikutip dari Reuters, Senin (27/11/2023).
Empat orang sumber Reuters mengatakan, ByteDance berencana menghentikan merek gim Nuverse dan mundur dari video gim mainstream.
Sumber juga mengatakan, ByteDance memberitahu karyawan pada Senin lalu untuk berhenti mengerjakan proyek gim yang belum dirilis pada Desember.
Perusahaan disebut sedang mencari cara untuk melepaskan diri dari gim yang sudah diluncurkan. Langkah induk TikTok itu kemungkinan berdampak pada ratusan karyawan. Beberapa pegawai sudah mengetahui langkah ini pada akhir pekan.
(Baca juga: Indonesia Punya Pengguna TikTok Terbanyak ke-2 di Dunia)