Mahasiswa Jadi Korban Serangan Digital Terbanyak di RI Kuartal II 2025

Teknologi & Telekomunikasi

Premium

Akbar Ridwan 01/08/2025 16:00 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Berdasarkan pemantauan Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) selama April-Juni 2025, insiden serangan digital yang terdata sebanyak 168 kali.

Latar Belakang Korban Serangan Digital di Indonesia (Triwulan II 2025)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Mahasiswa Jadi Korban Serangan Digital Terbanyak di RI Kuartal II 2025”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Latar Belakang Korban Serangan Digital di Indonesia (Triwulan II 2025)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Berdasarkan pemantauan Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) selama kuartal II 2025, insiden serangan digital yang terdata di Indonesia sebanyak 168 kali. Jumlah tersebut meningkat 29 kali dibandingkan kuartal I 2025.

“Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, meningkat sebanyak 78 insiden. Kenaikan ini terjadi secara konsisten di setiap bulan,” kata SAFEnet dalam laporannya yang diluncurkan pada Rabu (30/7/2025).

Menurut SAFEnet, serangan terhadap kelompok berisiko tinggi terjadi sebanyak 48,21% atau 81 insiden. Pelajar/mahasiswa menjadi kelompok rentan dengan serangan terbanyak, yakni 40 kasus (23,81%).

“Disusul oleh staf organisasi masyarakat sipil (OMS)/aktivis dengan 16 kasus (9,52%) dan OMS dengan 9 kasus (5,36%), yang menunjukkan bahwa kelompok masyarakat sipil secara umum menjadi target utama,” kata SAFEnet.

Kelompok media dan organisasi mahasiswa masing-masing mengalami 6 kasus (3,57%), sementara jurnalis/pekerja media tercatat sebagai korban dalam 4 kasus (2,38%).

Selain kelompok rentan, kata SAFEnet, terdapat pula korban serangan digital dari kalangan profesional dan masyarakat umum. Pegawai swasta menjadi kelompok terdampak terbesar dengan 25 kasus (14,88%), diikuti warga umum 23 kasus (13,69%).

Sementara itu, serangan digital terhadap lembaga publik sebanyak 7 kasus (4,17%) dan pegawai pemerintah 6 kasus (3,57%).

“Meski proporsinya lebih kecil dibanding kelompok swasta dan masyarakat umum, kehadiran mereka menunjukkan bahwa serangan tidak pandang bulu dan dapat berdampak pada individu dalam struktur pemerintahan maupun birokrasi,” ujar SAFEnet.

(Baca: Instagram, Platform dengan Serangan Digital Tertinggi di RI pada Q2 2025)

Editor : Erlina Fury Santika