Litbang Kompas menggelar survei terkait keraguan publik dalam membuat unggahan di media sosial.
Hasilnya, sebanyak 32,6% responden pernah ragu mengunggah konten karena khawatir menyinggung teman atau keluarga.
Lalu 16,4% responden pernah batal mengunggah konten karena khawatir menyinggung pemerintah, dan 6,8% karena khawatir akan isu sensitif seperti suku atau ras.
Di sisi lain, hanya ada 33,4% responden yang tidak pernah ragu-ragu dalam mengunggah konten di media sosial.
"Media sosial telah menjadi 'ruang hidup kedua' bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Sayangnya, ruang ini masih terasa abu-abu dan belum sepenuhnya terasa aman dan nyaman untuk berekspresi," tulis Litbang Kompas dalam laporannya, Minggu (9/6/2025).
"Sebagai 'rumah kedua' untuk berinteraksi dan berekspresi, media sosial diharapkan membangun ruang yang bebas dalam demokrasi digital, tetapi tetap sehat dan aman," kata mereka.
Litbang Kompas juga menyurvei keresahan responden tentang konten yang beredar di media sosial.
Pornografi menjadi jenis konten yang paling banyak dianggap meresahkan (29,6%), diikuti konten terkait judi online (27%), kekerasan (16,3%), dan kritik politik atau kritik pemerintahan (15,2%).
Survei ini melibatkan 514 responden dari 58 kota di 38 provinsi yang dipilih secara acak, sesuai proporsi penduduk di setiap provinsi.
Pengambilan data dilakukan pada 19-22 Mei 2025 melalui wawancara telepon. Toleransi kesalahan survei (margin of error) sekitar 4,25% dan tingkat kepercayaan 95%, dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
(Baca: Televisi Masih Jadi Sumber Informasi Sosial-Politik Utama Masyarakat Indonesia)