Laporan Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), mengungkap, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) banyak diandalkan dalam operasional perusahaan berbasis teknologi-keuangan atau financial technology (fintech).
Terbesar adalah jenis AI untuk analisis data atau data analytics sebesar 54,2% dari total perusahaan fintech yang disurvei.
>
Kedua adalah pengenalan wajah atau facial recognition sebesar 44,1%. Lalu ada pendeteksi penipuan atau fraud detection yang digunakan 35,6% responden.
(Baca juga: AI Dinilai Paling Mampu Mengubah Transformasi Bisnis pada 2025-2030)
AI untuk otomatisasi dan memudahkan pekerjaan, dipilih sebanyak 25,4%. Proporsinya sama dengan responden yang menggunakan AI sebagai penilaian kredit inovatif atau innovative credit scoring/ICS.
Selain itu, AI diandalkan untuk analisis prediktif hingga pelaporan keuangan.
Aftech menyebut, penerapan AI yang bertanggung jawab dalam industri keuangan dapat berdampak positif bagi peningkatan keuntungan dalam berbagai aspek operasional dan strategis, termasuk peningkatan efisiensi, pengurangan biaya, serta peningkatan pelayanan kepada pelanggan.
"Pengurangan biaya konektivitas internet, peningkatan penetrasi perangkat smartphone, dan peningkatan daya komputasi selama beberapa dekade terakhir telah membantu konsumen dan industri fintech menghasilkan banyak data baru, terperinci serta real-time," tulis Aftech dalam laporan yang diluncurkan pada Selasa (25/2/2025).
Berikut daftar lengkap jenis AI yang digunakan perusahaan fintech di Indonesia:
- Analisis data 54,2%
- Pengenalan wajah 44,1%
- Deteksi penipuan 35,6%
- Otomatisasi 25,4%
- Penilaian kredit inovatif 25,4%
- Analisis prediktif 23,7%
- Pengalaman pelanggan 22%
- Pelaporan keuangan 11,9%
- RegTech (kepatuhan) 8,5%
- Lainnya 6,8%.
(Baca juga: Ini Jenis Layanan AI yang Banyak Digunakan Masyarakat Indonesia)