Masyarakat Indonesia pada umumnya tak menghabiskan banyak uang saat bertransaksi secara online.
Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pada awal 2024 mayoritas atau 60,61% responden memiliki pengeluaran kurang dari Rp500 ribu per bulan untuk transaksi online.
(Baca: Transaksi QRIS Terus Meningkat sampai Kuartal I 2024)
Kemudian 25,61% menghabiskan antara Rp500 ribu—Rp1 juta, 8,33% antara Rp1 juta—Rp3 juta, dan 3,55% bertransaksi via internet lebih dari Rp3 juta per bulan.
APJII juga menemukan, mayoritas atau 47,05% responden bertransaksi online kurang dari 4 kali per bulan.
Responden yang melakukan transaksi online antara 5—10 kali per bulan ada 10,31%, dan yang lebih dari 10 kali per bulan hanya 3,73%.
Sementara responden yang tidak pernah bertransaksi via internet mencapai 38,92%.
APJII memperoleh data ini dari survei periode Desember 2023—Januari 2024, dengan melibatkan 8.720 responden yang dipilih secara acak dan proporsional dari 38 provinsi Indonesia.
(Baca: Ini Rentang Pengeluaran Konsumen saat Belanja Pakai QRIS)