Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama BAKTI Kominfo merekam sejumlah program literasi digital yang telah dilakukan di desa tertinggal Indonesia.
Tercatat, sebanyak 32,5% responden di daerah tertinggal pernah mendapatkan pelatihan dasar penggunaan komputer.
Lalu 20% responden mendapat pelatihan keterampilan digital untuk usaha kecil dan menengah (UKM), 17,5% pelatihan dasar penggunaan internet, dan 12,5% mendapat pelatihan e-commerce seperti belanja online serta pemasaran online.
Ada pula 7,5% responden yang merasakan program literasi untuk pelajar dan guru, 5% mendapat workshop keamanan siber, dan 5% program lainnya.
Di samping itu survei APJII juga menemukan, mayoritas atau 54,5% responden mengaku jarang berpartisipasi dalam pelatihan atau program literasi digital di daerahnya. Sementara hanya 45,5% yang cukup sering mengikutinya.
Kendati demikian, 63,6% responden merasakan program-program tersebut cukup efektif dalam meningkatkan keterampilan digital di daerah tertinggal.
Survei APJII bersama Kominfo ini melibatkan 1.950 responden dari 64 kabupaten tertinggal yang tersebar di 17 provinsi. Responden dipilih menggunakan metode probability sampling.
Pengambilan data dilakukan pada Juli-September 2024 melalui wawancara tatap muka dan telepon.
Sebanyak 59,23% responden merupakan laki-laki dan 40,77% lainnya responden perempuan. Responden didominasi oleh generasi milenial atau usia 28-43 tahun (40,10%), diikuti generasi Z atau usia 12-27 tahun (34,36%), dan generasi X atau usia 44-59 tahun (6,05%).
Adapun survei ini menggunakan pertanyaan multiple answer, sehingga responden dapat memilih lebih dari satu jawaban.
(Baca: Kemampuan Menerapkan Keamanan Digital Masyarakat Wilayah 3T Lebih Unggul dari Non-3T)