Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama BAKTI Kominfo menemukan, terdapat sejumlah isu keamanan internet yang dialami masyarakat di daerah tertinggal.
Tercatat, sebanyak 19,20% responden di daerah tertinggal pernah mengalami kasus penipuan online.
Lalu 17,50% pernah mendapatkan hoaks atau informasi tidak benar di internet, 12,7% alami pencurian data pribadi atau phising, dan 10% pernah perangkatnya terkena virus.
Ada pula 4,30% responden yang pernah tidak bisa mengakses akun di aplikasi-aplikasi tertentu dan 3,10% mengalami kasus keamanan internet lainnya.
Sementara, terdapat 33,20% responden di daerah tertinggal yang tidak atau atau tidak pernah mengalami kasus keamanan di internet.
Survei ini juga menyigi usaha yang dilakukan masyarakat di daerah tertinggal dalam menjaga keamanan datanya.
Hasilnya, sebanyak 26,40% responden rutin mengganti password secara berkala, 19,90% menggunakan kombinasi password yang sulit ditebak, dan 11,30% waspada saat menggunakan aplikasi yang meminta data pribadi.
Survei APJII bersama Kominfo ini melibatkan 1.950 responden dari 64 kabupaten tertinggal yang tersebar di 17 provinsi. Responden dipilih menggunakan metode probability sampling.
Pengambilan data dilakukan pada Juli-September 2024 melalui wawancara tatap muka dan telepon.
Sebanyak 59,23% responden merupakan laki-laki dan 40,77% lainnya responden perempuan. Responden didominasi oleh generasi milenial atau usia 28-43 tahun (40,10%), diikuti generasi Z atau usia 12-27 tahun (34,36%), dan generasi X atau usia 44-59 tahun (6,05%).
Adapun survei ini menggunakan pertanyaan multiple answer, sehingga responden dapat memilih lebih dari satu jawaban.
(Baca: Indonesia Masuk 10 Negara dengan Kebocoran Data Terbesar)