Bank Dunia mencatat, akses internet di Indonesia belum merata hingga 2019. Pasalnya, masih ada kesenjangan koneksi internet bagi pengguna dewasa berusia 15 tahun ke atas di daerah perkotaan dan perdesaan.
Secara rinci, hanya 36% masyarakat dewasa di perdesaan yang sudah menikmati internet. Sementara, masyarakat dewasa di perkotaan memiliki cakupan yang lebih masif hingga 62%.
Meski demikian, jangkauan koneksi internet di kedua wilayah tersebut telah meningkat dibanding 2011. Kala itu, konektivitas internet pada masyarakat urban hanya 20%, sedangkan masyarakat rural baru 6%.
Menurut Bank Dunia, pemerintah Indonesia telah mengupayakan beragam cara untuk menekan ketimpangan akses internet. Salah satunya dengan mengimplementasikan proyek infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional, Palapa Ring.
Proyek Palapa Ring yang tuntas pada 2019 berhasil menghubungkan 514 kota/kabupaten pada sambungan tulang punggung nasional. Alhasil, jumlah penduduk dewasa yang dapat mengakses internet semakin meningkat, terutama di pulau-pulau besar Indonesia.
Pekerjaan rumah pemerintah masih belum berakhir karena gap akses internet masih tersisa. Salah satunya terlihat dari sepertiga masyarakat dewasa Papua yang baru memiliki sambungan internet. Proporsinya berbeda dengan 55% penduduk dewasa Jawa-Bali yang dapat menikmati jaringan internet dalam kehidupan sehari-harinya.
(Baca: Negara-negara Ini Punya Jaringan Internet Mobile Tercepat di Dunia, Bagaimana Indonesia?)