Menurut laporan The Walt Disney Company, platform layanan streaming Disney+ telah memiliki 164,2 juta pelanggan hingga kuartal IV tahun fiskal 2022 yang berakhir pada 1 Oktober lalu.
Jumlah itu meningkat 7,95% dari kuartal sebelumnya (quarter-on-quarter/qoq) dan naik 39,03% dari setahun lalu (year-on-year/yoy). Capaian itu juga melebihi ekspektasi analis yang sebanyak 161 juta pelanggan, menurut data Factset.
Jika yang dilihat hanya jumlah pelanggan Disney+, maka angkanya belum bisa menyaingi Netflix.
Namun, jika ketiga platform layanan video on demand (VoD) Disney digabung, yaitu Disney+, Hulu, dan ESPN+, jumlah total pelanggannya sudah mengalahkan Netflix.
Hulu tercatat memiliki 47,2 juta pelanggan dan ESPN+ 24,3 juta pelanggan. Dengan demikian, total jumlah pelanggan layanan VoD milik Disney sudah mencapai 235,7 juta pelanggan. Sedangkan Netflix memiliki total 227,59 juta pelanggan hingga kuartal IV-2022.
Terlepas dari pertumbuhan jumlah pelanggannya, Disney masih mengalami kerugian besar. Hingga kuartal IV-2022, grup Disney yang mencakup Disney+, ESPN+, dan Hulu secara kumulatif mencetak kerugian US$1,47 miliar. Angka itu meningkat dari tahun sebelumnya yang merugi US$630 juta.
Kerugian Disney meningkat lantaran biaya produksi dan teknologi yang lebih tinggi, serta peningkatan biaya pemasaran.
Ke depannya CEO Walt Disney Bob Chapek optimistis bahwa jumlah kerugian bakal menurun berkat kenaikan tarif langganan dan pemasangan iklan di Disney+.
"Kami akan mencapai profitabilitas pada tahun fiskal 2024 dengan asumsi kami tidak melihat perubahan yang berarti dalam iklim ekonomi," ujar Chapek, dikutip dari TechCrunch, Rabu (9/11/2022).
(Baca: Sempat Ditinggal Pelanggan, Netflix Tambah 2,4 Juta Pelanggan pada Kuartal III 2022)