Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di startup dan perusahaan teknologi besar terus terjadi sejak pandemi sampai awal tahun ini.
Teranyar, induk perusahaan Google, Alphabet Inc, mem-PHK lebih dari 6% atau sekitar 12.000 karyawannya secara global pada Januari 2023.
Sundar Pichai, Chief Executive Officer (CEO) Google dan Alphabet Inc, mengatakan perusahaannya akan memberi pesangon senilai gaji 16 minggu untuk karyawan yang terkena PHK, ditambah uang tunjangan kesehatan selama enam bulan, serta paket tunjangan lain berdasarkan ketentuan di masing-masing negara.
"Ini momen penting untuk mempertajam fokus perusahaan, merekayasa ulang basis biaya, mengarahkan bakat dan modal ke prioritas tertinggi perusahaan," kata Sundar Pichai, dikutip dari Bloomberg, Jumat (20/1/2023).
Tak hanya Google, menurut data Layoffs.fyi sejak pandemi sampai awal 2023 ada cukup banyak raksasa teknologi dunia yang melakukan PHK massal.
Awal tahun ini Microsoft melakukan PHK terhadap 10.000 karyawan, sedangkan Amazon melakukan pemangkasan terhadap 8.000 karyawannya.
Sebelumnya, Amazon juga telah mem-PHK 10.000 karyawan pada November 2022. Artinya, perusahaan besutan Jeff Bezos ini telah memecat 18.000 orang dalam tiga bulan belakangan.
Berikut daftar perusahaan teknologi dengan jumlah PHK terbesar sejak awal pandemi Covid-19 hingga awal Januari 2023:
- Google (Januari 2023): 12.000 karyawan
- Meta (November 2022): 11.000 karyawan
- Microsoft (Januari 2023): 10.000 karyawan
- Amazon (November 2022): 10.000 karyawan
- Amazon (Januari 2023): 8.000 karyan
- Salesforce (Januari 2023): 8.000 karyawan
- Booking.com (Juli 2020): 4.375 karyawan
- Cisco (November 2022): 4.100 karyawan
- Philips (Oktober 2022): 4.000 karyawan
- Twitter (November 2022): 3.700 karyawan
(Baca: Gelombang PHK Startup Masih Berlanjut pada Desember 2022)