Ini Sektor Usaha Startup yang Sukses Menarik Investor Besar di ASEAN

Teknologi & Telekomunikasi

Lite

Adi Ahdiat 11/10/2022 16:50 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Sebaran 100 Startup Peraih Pendanaan Terbesar di ASEAN menurut Sektor Usaha (2022)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Ini Sektor Usaha Startup yang Sukses Menarik Investor Besar di ASEAN

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Sebaran 100 Startup Peraih Pendanaan Terbesar di ASEAN menurut Sektor Usaha (2022)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Sektor usaha startup yang paling sukses menarik investor besar di wilayah ASEAN adalah teknologi keuangan atau financial technology (fintech).

Hal ini dilaporkan Sekretariat ASEAN dalam ASEAN Investment Report yang dirilis September 2022.

"Dari 100 startup yang mendapat pendanaan investasi terbesar di regional ASEAN, sebanyak 31 startup bergerak di sektor fintech," jelas laporan tersebut.

Selain fintech, startup peraih pendanaan terbesar di ASEAN banyak bergerak di sektor e-commerce dan layanan bisnis (business-to-business services/B2B).

Adapun sektor usaha startup yang paling jarang menarik investor besar adalah energi bersih dan layanan edukasi digital, seperti terlihat pada grafik.

"Terbatasnya jumlah startup edukasi digital di skala regional ASEAN menunjukkan perusahaan kategori ini sulit terlibat dalam ekspansi internasional," jelas laporan tersebut.

Sekretariat ASEAN memandang bahwa sebagian besar bisnis startup sangat terikat dengan konteks sosial-budaya di negara asalnya. Hal ini menyebabkan ada banyak model bisnis yang sulit diperluas ke negara lain.

"Perusahaan edukasi digital terikat dengan kurikulum negara tempat mereka beroperasi. Akibatnya, perusahaan di bidang ini cenderung kurang global karena konteks kurikulum yang berbeda di tiap negara. Dengan begitu mereka menghadapi lebih banyak hambatan untuk ekspansi internasional," jelasnya.

(Baca: Ini 10 Fintech Paling Bernilai di Asia Tenggara, 2 dari Indonesia)

Editor : Adi Ahdiat

Data Terkait

Indonesia, Negara dengan Menteri Terbanyak di ASEAN

Nilai Investasi Smelter Mineral di RI Periode 2020-September 2024

Nilai Investasi Hilirisasi di RI Periode 2020-September 2024

27,04% Penduduk di Kabupaten Sumba Timur Masuk Kategori Miskin

86,5% Penduduk di Bali Beragama Hindu

Jumlah Konsumen Pengguna QRIS sampai Semester I 2024

Data Stories Terkini

Harga Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga di Kabupaten Gorontalo Bulan September Naik 1,24% Ekonomi & Makro 21/10/2024, 18:59 WIB