Kenapa Kelas Menengah ke Mall tapi Tidak Belanja? Ini Surveinya

Menurut survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), 86,6% responden kelas menengah di Indonesia pernah mengunjungi mall tanpa melakukan pembelian.

Di kelompok ini, mayoritasnya atau 60,5% tidak belanja karena hanya ingin jalan-jalan atau healing.

Lalu 57,3% tidak belanja karena harga produk terlalu mahal, 50,2% merasa kurang ada promo atau diskon yang menarik, dan 35,9% hanya ingin melihat bentuk fisik dari barang yang dilihat di toko online.

"Pada akhirnya, mall berubah fungsi dari tempat purchasing ke tempat untuk mencoba barang," kata peneliti senior KedaiKOPI Ashma Nur Afifah dalam siaran pers, Selasa (28/10/2025).

(Baca: Hanya 17% Penduduk Indonesia yang Masuk Kelas Menengah)

Kemudian ada yang datang ke mall tanpa belanja karena produk tidak sesuai kebutuhan (34,1%), harga barang lebih murah di toko online (30,5%), menganggap mall jadi tempat hiburan terjangkau (24,1%), dan tidak memiliki cukup uang (22,6%).

Ada juga yang beralasan karena tidak ada merek yang diinginkan (22,6%) dan hanya menemani orang lain (18,7%).

KedaiKOPI melakukan survei ini terhadap 932 responden di Indonesia, lalu dikerucutkan menjadi 663 responden yang pernah ke mall tanpa belanja.

Responden berusia 17-55 tahun dan tergolong kelas menengah, dengan kriteria pendapatan antara Rp3,5 juta—Rp14,5 juta per bulan, atau pengeluaran per kapita Rp2 juta—Rp9,9 juta per bulan.

Pengambilan data dilakukan pada 14-19 Oktober 2025 menggunakan metode online-computerized assisted self interview (CASI).

(Baca: Banyak Kelas Menengah RI Bandingkan Harga Produk Mall dan E-Commerce, Terutama Fashion)