Masih ada sejumah swing voters atau pemilih yang mungkin akan mengubah dukungannya terhadap bakal calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024. Ceruk pemilih ini bisa dimanfaatkan oleh bakal capres untuk meyakinkan pemilih sehingga bisa menyedot dukungan.
Ini tercermin dari hasil survei Indikator Politik Indonesia berjudul Swing Voters, Efek Sosialisasi, dan Tren Elektorial Jelang Pilpres 2024 edisi September 2023.
Survei itu menemukan, sebanyak 30,5% dari total responden mengaku masih mungkin mengubah pilihannya terhadap capres tertentu.
Ceruk yang cukup besar itu terdiri dari 5,9% responden menyatakan sangat besar kemungkinan mengubah capres pilihannya dan 24,6% responden mengaku kemungkinan itu cukup besar.
Kendati begitu, persentase responden yang mungkin tidak akan mengubah dukungan terhadap capres favoritnya memang cenderung lebih tinggi, yaitu 67,9%.
Jumlah itu terdiri dari 46,6% responden yang mengaku kecil kemungkinannya untuk mengubah pilihannya dan 21,3% menyatakan sangat kecil atau hampir tidak mungkin untuk melakukan hal tersebut.
Indikator Politik menyebut, terdapat sejumlah faktor yang dapat memengaruhi dukungan publik terhadap bakal capres. Salah satunya adalah faktor sosialisasi.
"Berbagai faktor mempengaruhi dukungan publik, antara lain faktor sosialisasi serta berbagai isu yang mewarnai dinamika elektoral jelang pencapresan," tulis Indikator Politik dalam laporannya.
Sejauh ini baru Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang secara resmi sudah mendeklarasikan diri sebagai pasangan calon untuk melaju di Pilpres 2024.
Sementara kedua kandidat bakal capres lainnya, yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo masih belum mengumumkan siapa bakal wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginnya.
Survei ini melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia. Kemudian, survei ini melakukan oversample di 10 Provinsi, yakni Sumatra Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten masing-masing menjadi 400 responden.
Sementara di Sumatra Selatan dan Lampung ada penambahan masing-masing sebanyak 350 responden, serta Jambi dan Bangka Belitung masing-masing menjadi 300 responden. Sehingga total sampel sebanyak 4.090 responden.
Pengambilan data dilakukan pada periode 25 Agustus-3 September 2023 menggunakan metode wawancara tatap muka (face to face) oleh pewawancara yang terlatih.Tingkat kesalahan survei (margin of error) sekira 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%.
(Baca juga: Survei: Ganjar Pranowo Jadi Bacapres yang Paling Banyak 'Nampang' di Baliho)