Lembaga Survei Indonesia (LSI) melaporkan, sebanyak 28,7% responden menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak netral atau berpihak kepada salah satu pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dalam Pilpres 2024.
Sementara ada 60,2% responden yang menilai Jokowi netral atau tidak berpihak kepada salah satu pasangan capres dan cawapres tertentu.
“Tapi, yang menyatakan tidak netral juga cukup banyak, yaitu 28,7%," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam konferensi pers di YouTube LSI, Minggu (10/12/2023).
Di sisi lain, ada 11,1% responden yang mengatakan tidak tahu/tidak menjawab pertanyaan mengenai netralitas Jokowi dalam Pilpres 2024.
Djayadi juga mengatakan, 60,5% responden menilai aparat negara atau pemerintahan masih netral terkait Pilpres 2024.
Lalu ada 28% responden yang menilai aparat negara atau pemerintahan tidak netral dan 11,5% responden tidak memberi jawaban.
Menurut Djayadi, hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai aparat negara atau pemerintahan masih netral terkait Pilpres 2024. "Tapi, kalau masyarakat ditanya kemungkinan terjadinya kecurangan, mayoritas menyatakan sangat besar terjadi kecurangan," kata Djayadi.
Survei LSI juga menunjukkan, 50,2% responden menilai cukup/sangat besar kemungkinan terjadinya kecurangan di Pilpres 2024 mendatang
Survei itu mencatat, pasangan Ganjar-Mahfud disebut paling potensial melakukan kecurangan dengan persentase 20,6%. Lalu, diikuti oleh pasangan Prabowo-Gibran 14,4% dan Anies-Cak Imin sebesar 5,4%. Namun, ada 59,6% responden tidak memberi jawaban.
"Mungkin (hasil survei) itu terkait dengan posisi Prabowo dan Ganjar yang dikaitkan dengan kekuasaan, sementara Anies dianggap sebagai pasangan yang oposisi," kata Djayadi.
Survei ini dilakukan pada 3-5 Desember 2023 terhadap 1.426 responden dengan sebaran mewakili demografi populasi di seluruh wilayah Indonesia. Responden merupakan WNI berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon, sekitar 83% dari populasi nasional.
Responden terpilih diwawancarai lewat lewat telepon oleh pewawancara yang telah dilatih. Adapun penarikan sampel survei menggunakan metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Sampel survei dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Tingkat kesalahan (margin of error) survei diperkirakan sekitar 2,6% pada tingkat kepercayaan 95%.
(Baca: Survei LSI: Elektabilitas Prabowo-Gibran Makin Melejit Jelang Debat Pilpres)