Lembaga ilmiah Amerika Serikat, United States Geological Survey (USGS) melaporkan Indonesia masuk peringkat keenam sebagai negara dengan cadangan tembaga terbesar di dunia. Pada 2020, cadangan sumber daya tembaga di Indonesia tercatat sebanyak 28 miliar metrik ton.
Potensi tembaga di Indonesia terbesar berada di wilayah Papua. Seperti diketahui, Papua menjadi tempat beroperasinya dua tambang tembaga, yaitu tambang Ertsberg dan Grasberg.
Peringkat pertama ditempati Chili dengan cadangan tembaga mencapai 200 miliar metrik ton pada 2020. Selanjutnya, di urutan kedua dan ketiga ada Australia dan Peru dengan cadagan tembaga mencapai 87 miliar metrik ton.
Selain itu, negara-negara yang juga mempunyai cadagan tembaga terbanyak, yaitu, Rusia dengan jumlah cadangan tembaga mencapai 61 miliar metrik ton, Meksiko 53 miliar metrik ton, Amerika Serikat, 51 miliar metrik ton, 26 miliar metrik ton, Kazakhstan 20 miliar metrik ton, Kongo 19 miliar metrik ton, dan Zambia 19 miliar metrik ton.
Pada 12 Oktober lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) tembaga milik PT Freeport Indonesia di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Perlu diketahui, smelter pengolahan konsentrat tembaga menjadi katoda tembaga ini berkapasitas 1,7 juta ton konsentrat tembaga dengan produk sebesar 600 ribu ton katoda tembaga. Proyek senilai US$ 2,8 miliar atau sekitar Rp 40 triliun ini ditargetkan bisa tuntas pada 2023-2024 mendatang.
(baca: Produksi Tembaga Indonesia Masih Belum Penuhi Target)