Pemerintah Indonesia menggunakan formula baru dalam penetapan harga batu bara acuan (HBA) mulai Maret 2023.
Sebelumnya, HBA ditetapkan berdasarkan rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900, dengan kualitas yang disetarakan pada nilai kalori 6.322 kcal/kg GAR, total moisture 8%, total sulphur 0,8%, dan ash 15%.
Namun, mulai Maret 2023 HBA dihitung berdasarkan rata-rata realisasi harga jual batu bara satu bulan sebelumnya (proporsi 70%), serta realisasi harga dua bulan sebelumnya (proporsi 30%).
HBA juga dibedakan menjadi tiga kategori berdasarkan kualitas batu bara, yakni:
- HBA: kualitas disetarakan pada nilai kalori 6.322 kcal/kg GAR, total moisture 12,58%, total sulphur 0,71%, dan ash 7,58%.
- HBA I: kualitas disetarakan pada nilai kalori 5.200 kcal/kg GAR, total moisture 23,12%, total sulphur 0,69%, dan ash 6%.
- HBA II: kualitas disetarakan pada nilai kalori 4.200 kcal/kg GAR, total moisture 35,29%, total sulphur 0,2%, dan ash 4,21%.
Berikut rincian harga batu bara acuan Indonesia pada April 2023 berdasarkan formula perhitungan baru:
- HBA: USD 265,26 per ton
- HBA I: USD 102,53 per ton
- HBA II: USD 87,81 per ton
(Baca: Harga Batu Bara Australia Lebih Mahal dari Indonesia Sepanjang 2022)
Pada April 2023, harga batu bara acuan Indonesia di semua kategori turun dibanding Maret 2023, seperti terlihat pada grafik di atas.
Penurunan terjadi seiring dengan merosotnya harga batu bara di pasar global sepanjang kuartal pertama tahun ini.
Menurut data Bank dunia, rata-rata harga batu bara Newcastle yang menjadi acuan global berada di level USD 187,23 per ton pada Maret 2023.
Harga tersebut turun 9,8% dibanding bulan sebelumnya (month-on-month/mom), bahkan anjlok 41% dibanding rata-rata harga awal tahun (year-to-date/ytd).
(Baca: Harga Batu Bara Merosot Kuartal I 2023, Ekonomi Melambat?)