Berdasarkan data Kpler yang dihimpun oleh Reuters, Indonesia telah mengekspor 413 juta metrik ton batu bara termal sepanjang Januari-Oktober 2023.
Volumenya tercatat naik 11,5% dari periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar 371,08 juta metrik ton.
Dengan begitu, Indonesia menguasai pangsa pasar (market share) global, yaitu sebesar 50,2% hingga Oktober 2023. Ini menjadi rekor baru selama tujuh tahun terakhir.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menjelaskan, peningkatan volume ekspor ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, karena permintaan batu bara di pasar global yang mengalami peningkatan. Kedua, disebabkan oleh adanya pasar seaborne global thermal coal terbesar yang dihuni oleh Tiongkok dan India. Hendra menyebut, pangsa pasar kedua negara tersebut mencapai 60%.
"Di mana banyak PLTU di sana didesain untuk menyerap kualitas batu bara yang diproduksi oleh Indonesia," kata Hendra, dilansir dari Katadata.co.id, Senin (13/11/2023).
Lalu pangsa eksportir batu bara termal terbesar kedua ditempati oleh Australia yang mencapai 19,4% hingga Oktober 2023. Pangsa pasar ekspor dari Negeri Kangguru ini justru tercatat turun 20% (yoy).
Selanjutnya ada Rusia dengan pangsa ekspor batu bara termal sebesar 10,8%. Angkanya melesu 12,3% secara tahunan (yoy).
Sementara negara eksportir batu bara termal lainnya seperti Afrika Selatan, Kolombia, Amerika Serikat, dan Kanada hanya meraih pangsa pasar kurang dari 6%.
(Baca juga: Ini Negara Eropa yang Beli Batu Bara RI pada 2022)