Diduga Picu Ginjal Akut pada Anak, Ini Volume Impor Ethylene Glycol dan Diethylene Glycol

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendeteksi tiga zat kimia berbahaya (ethylene glycol/EG, diethylene glycol/DEG, dan ethyleneglycol butyl ether/EGBE) pada tubuh pasien yang terkena gangguan ginjal akut.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan ketiga bahan kimia tersebut diduga menjadi pemicu puluhan kasus gangguan ginjal akut yang ditemukan di Gambia, Afrika Tengah. Untuk itu, Kemenkes telah menyetop sementara penjualan dan penggunaan obat dalam bentuk cair atau sirup demi menyelamatkan anak.

Seperti dilansir di BBC.com, Kemenkes telah mengambil obat jenis sirup dari rumah pasien balita yang terkena gangguan ginjal akut. Hasilnya, ada beberapa jenis obat sirup yang digunakan oleh pasien terbukti memiliki zat kimia ED, DEG, EGBE yang seharusnya tidak ada atau sangat sedikit kadarnya di dalam obat-obat sirup tersebut.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, terdapat impor bahan kimia EG dan DEG sebanyak 285,51 ribu ton sepanjang periode Januari-Juli 2022. Rinciannya, barang dengan kode (Harmonized System/HS 29053100) seberat 276,81 ribu ton dan (HS 29094100) seberat 8,7 ribu ton.

Adapun volume impor DEG mencapai 9,62 ribu ton pada Juni-Jul 2022. Detilnya, (HS 2904300) sebanyak 68,76 ribu ton dan barang dengan kode (HS 29094400) seberat 860,25 ton.

(Baca: Kasus Gangguan Ginjal Akut di Indonesia Capai 206 Kasus, Ini Trennya Sejak Awal Tahun)