Indonesia membukukan impor dengan Federasi Rusia sebesar US$ 2,18 miliar data per Desember 2022. Nilai tersebut naik 73,92% dibandingkan impor tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 1,25 miliar.
Rekam jejak perdagangan Indonesia dengan Federasi Rusia, impor dalam 10 tahun terakhir telah banyak berkurang. Terendah impor Indonesia adalah US$ 850,613 ribu dan untuk impor tertinggi di angka US$ 2,59 miliar.
Dari total 97 produk (kode HS dua digit) yang diimpor dari Federasi Rusia, 43 produk bernilai lebih dari satu miliar dolar. Kebanyakan produk impor dari tempat ini, merupakan impor produk yang juga banyak diimpor dari negara lain yang jumlahnya tercatat ada 55 produk.
Berikut ini adalah daftar lima produk utama yang diimpor Indonesia dari Federasi Rusia. Urutan ini disusun mulai dari transaksi dengan nilai yang terbesar.
- Pupuk
Pupuk dalam klasifikasi Trademap masuk kategori produk HS dengan kode 31. Impor produk ini dari Federasi Rusia berada di urutan pertama. Indonesia mengimpor senilai US$ 811,160 ribu. Nilai impor Pupuk ini naik dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat US$ 326,130 ribu.
- Besi dan baja
Di urutan kedua, impor Indonesia paling banyak adalah produk Besi dan baja. Nilai impor dari Federasi Rusia pada 2022 tercatat US$ 585,290 ribu. Angka ini naik dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat US$ 446,954 ribu.
- Bahan bakar mineral, minyak mineral dan produk dari penyulingan mereka
Selain itu, Indonesia banyak mengimpor Bahan bakar mineral, minyak mineral dan produk dari penyulingan mereka dari Federasi Rusia. Nilai impor produk ini tercatat sebanyak US$ 466,013 ribu. Jumlah ini naik dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat US$ 233,436 ribu. Data Trademap memperlihatkan aktivitas dagang Indonesia mengimpor Bahan bakar mineral, minyak mineral dan produk dari penyulingan mereka dari 63 negara. Impor Bahan bakar mineral, minyak mineral dan produk dari penyulingan mereka dari negara ini berada di urutan 15. Negara lain yang masuk lima besar suplier produk impor ini ke Indonesia adalah Singapura, Malaysia, Nigeria, Amerika Serikat dan India.
- Ikan dan krustasea, moluska dan invertebrata air lainnya
Impor produk lainnya adalah Ikan dan krustasea, moluska dan invertebrata air lainnya senilai US$ 69.131 ribu. Nilai impor produk ini naik dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat US$ 22.407 ribu. Data Trademap memperlihatkan aktivitas dagang Indonesia mengimpor Ikan dan krustasea, moluska dan invertebrata air lainnya dari 47 negara. Impor Ikan dan krustasea, moluska dan invertebrata air lainnya dari negara ini berada di urutan ketiga. Lima negara lain yang menjadi sumber impor Ikan dan krustasea, moluska dan invertebrata air lainnya adalah Cina, Mali, Kanada dan Korea, Republik.
- Garam
Impor produk lainnya adalah Garam senilai US$ 52.727 ribu. Nilai impor produk ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mampu menembus US$ 62.232 ribu. Impor Garam dari Federasi Rusia tercatat berada di urutan 11. Selain negara tersebut, impor terbesar Garam berasal dari Cina, Mali, Yordania, Qatar dan India. Indonesia juga tercatat mengimpor produk ini dari 61 negara. .