Tingginya permintaan akan barang-barang dari Tiongkok yang memiliki harga murah membuat Amerika Serikat (AS) selalu defisit berdagang dengan mitranya tersebut seperti terlihat pada grafik di bawah ini. Menurut Badan Statistik AS, neraca perdagangan Negeri Paman Sam dengan Tiongkok pada 2017 mencatat defisit US$ 357,23 miliar setara Rp 5.083 triliun meningkat 8,13% dibanding tahun sebelumnya dan juga merupakan level tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
Total nilai perdagangan AS-Tiongkok pada tahun lalu mencapai US$ 635,97 miliar atau sekitar Rp 8.616 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari ekspor AS ke Negeri Panda senilai US$ 130,37 miliar dan impor Amerika dari Tiongkok US$ 505,6 miliar.
Tidak seimbangnya neraca perdagangan Amerika dengan Tiongkok membuat Presiden Donald Trump mengeluarkan kebijakan protektif terhadap perekonomian negara adidaya tersebut. Pemerintah AS mengeluarkan 1.300 daftar produk ekspor Tiongkok yang akan dikenaikan kenaikan tarif sehingga memunculkan kekhawatiran akan terjadinya perang dagang kedua negara yang dapat berdampak ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.