10 Komoditas Pangan yang Banyak Diimpor Indonesia dari AS

Perdagangan

Lite

Adi Ahdiat 28/04/2025 17:40 WIB

URL telah disalin

Memuat...

10 Komoditas Pangan Impor Utama Indonesia dari AS (2023)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

10 Komoditas Pangan yang Banyak Diimpor Indonesia dari AS

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

10 Komoditas Pangan Impor Utama Indonesia dari AS (2023)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut data The Observatory of Economic Complexity (OEC), komoditas pangan yang paling banyak diimpor Indonesia dari Amerika Serikat (AS) adalah kacang kedelai.

Pada 2023 Indonesia tercatat membeli kedelai dari AS senilai US$1,26 miliar.

Komoditas pangan lain yang nilai impornya tergolong besar adalah susu bubuk rendah lemak (<1,5% fat), gandum/meslin, daging sapi beku tanpa tulang, dan makanan olahan lainnya (konsentrat, bumbu, dll).

Indonesia juga mengimpor dadih, ayam hidup (berat di bawah 185 gram), apel segar, kentang olahan/beku, dan laktosa/sirop dengan nilai seperti terlihat pada grafik.

(Baca: Tarif Impor Trump untuk Negara ASEAN)

Adapun mulai tahun ini pemerintah berencana menambah impor pangan dari AS, sebagai negosiasi agar Presiden AS Donald Trump memberi keringanan tarif bea masuk untuk produk ekspor Indonesia.

"Produk seperti gandum, kedelai, dan jagung merupakan produk pertanian yang dikonsumsi di Indonesia secara cukup signifikan. Kita mengimpor tidak hanya dari AS, tapi juga dari banyak negara lain," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam siaran pers, Sabtu (26/4/2025).

"Dalam konteks itu, kita selalu dapat membahas bagaimana kita dapat mempersempit kesenjangan dan menempatkan AS pada posisi yang lebih baik untuk menyediakan jenis produk pertanian ini," lanjutnya.

(Baca: Target Peningkatan Produksi Pangan Era Prabowo, Padi sampai Sorgum)

Editor : Adi Ahdiat