AS Cetak Defisit Dagang Smartphone Terbesar Global 2023

Perdagangan

Premium

Adi Ahdiat 14/04/2025 14:04 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut data OEC, Amerika Serikat (AS) merupakan negara dengan defisit perdagangan smartphone terbesar global pada 2023.

10 Negara dengan Defisit Perdagangan Smartphone Terbesar Global (2023)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “AS Cetak Defisit Dagang Smartphone Terbesar Global 2023”.

Rp7.500

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

10 Negara dengan Defisit Perdagangan Smartphone Terbesar Global (2023)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut data The Observatory of Economic Complexity (OEC), Amerika Serikat (AS) merupakan negara dengan defisit perdagangan smartphone terbesar global.

Defisit ini terjadi karena nilai ekspor smartphone AS jauh lebih kecil dibanding nilai impornya.

Pada 2023 AS tercatat mengekspor smartphone senilai US$7,24 miliar. Sedangkan smartphone yang diimpor AS mencapai US$57,97 miliar, sehingga mereka mencetak defisit US$50,73 miliar.

(Baca: AS, Negara Importir Smartphone Terbesar Global 2023)

Negara lain yang memiliki defisit besar dalam perdagangan smartphone pada 2023 adalah Hong Kong, Jepang, Uni Emirat Arab, Jerman, dan Inggris (United Kingdom).

Di urutan berikutnya ada Kanada, Rusia, Prancis, dan Meksiko dengan nilai defisit seperti terlihat pada grafik.

Adapun posisi AS dalam neraca perdagangan smartphone global berpotensi menguat tahun ini.

Pasalnya, pada April 2025 Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif tinggi bagi produk impor yang hendak masuk ke negaranya.

Sampai saat ini Trump juga masih menggodok aturan khusus untuk tarif impor barang elektronik, termasuk komputer dan smartphone.

"Kami ingin membuat aturan yang sederhana bagi banyak perusahaan, karena kami ingin membuat chip, semikonduktor, dan produk lain di dalam negeri," kata Trump, dikutip dari Reuters, Senin (14/4/2025).

(Baca: China Kuasai Surplus Dagang Smartphone Global 2023)

Editor : Adi Ahdiat