Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump, berencana memberlakukan tarif perdagangan tinggi terhadap tiga mitra dagang utama AS, yaitu Meksiko, Kanada, dan China mulai 2025.
"Pada 20 Januari, satu dari banyak perintah eksekutif pertama saya adalah, saya akan menandatangani semua dokumen yang diperlukan untuk mengenakan tarif 25% kepada Meksiko dan Kanada pada semua produk yang masuk ke Amerika Serikat," kata Trump, disiarkan VOA Indonesia (26/11/2024).
"Kami akan mengenakan tarif tambahan 10% kepada China, di atas tarif tambahan lainnya, pada semua produk mereka yang masuk ke Amerika Serikat," kata Trump lagi.
Tiga negara tersebut memang memiliki pangsa pasar besar dalam perdagangan luar negeri AS.
Berdasarkan data Biro Sensus AS, selama periode Januari-Oktober 2024 nilai perdagangan barang AS dengan Meksiko (gabungan ekspor dan impor) mencapai US$706,9 miliar.
Nilainya setara 15,9% dari total perdagangan barang luar negeri yang dilakukan AS, serta tertinggi dibanding negara lain.
Kemudian nilai perdagangan barang AS dengan Kanada mencapai US$637,1 miliar (14,4%), dan China US$481,8 miliar (10,9%).
Jika digabung, Meksiko, Kanada, dan China memiliki pangsa 41,2% dari nilai total perdagangan barang luar negeri AS periode Januari-Oktober 2024.
Adapun menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, kenaikan tarif perdagangan antara AS dan tiga negara tersebut dapat berdampak secara global.
"Dampak hubungan antara RRT (Republik Rakyat Tiongkok) dan Amerika memberikan dampak pada seluruh dunia," kata Sri Mulyani, disiarkan Tempo.co (12/12/2024).
"Ini mempengaruhi keseluruhan dunia. Inflasi yang tadinya diperkirakan akan menurun, tapi karena policy mengenai tarif kemudian menyebabkan kemungkinan kenaikan dari harga-harga. Ini juga akan menyebabkan inflasi di Amerika tertahan," kata Sri.
(Baca: The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Bps pada Penghujung 2024)