Nilai perdagangan barang Indonesia dan Prancis tercatat sebesar US$2,31 miliar pada tahun 2020, menandai penurunan 7,24% dari tahun 2019, menurut pangkalan data perdagangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Walaupun penurunan pada tahun 2020 berkaitan dengan pandemi Covid-19, nilai perdagangan kedua negara ini juga telah mencatat penurunan sebesar hampir 8% pada tahun 2019 dari setahun sebelumnya.
Nilai perdagangan dengan Prancis pada tahun 2020 berkontribusi 0,76% terhadap total nilai perdagangan Indonesia pada periode tersebut.
Jika dilihat secara historis, pangsa nilai perdagangan Indonesia dengan Prancis sempat memuncak di 2,14% pada tahun 1992.
Pada 2020 Indonesia membukukan defisit perdagangan sebesar US$414,94 juta dengan Prancis, lebih lebar 8,28% dari defisit setahun sebelumnya. Indonesia hanya pernah membukukan surplus pada periode antara tahun 1999 dan 2004.
Ekspor utama Indonesia ke Prancis meliputi mesin, minyak, alas kaki, karet, kopi, teh, furnitur, pakaian, alat musik dan perikanan, menurut Kementerian Luar Negeri.
Sementara itu, impor utama Indonesia dari Prancis mencakup mesin, produk susu, otomotif, pesawat, farmasi, pakan ternak dan minyak esensial dan ekstrak resinoid untuk parfum dan kosmetik.
(Baca: Indonesia Selalu Defisit Berdagang dengan Prancis)