Sebanyak 57,87% responden mahasiswa menyontek meskipun tahu bahwa perbuatan tersebut tidak jujur. Hal ini ditemukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan 2024 yang dilakukan pada 22 Agustus-30 September 2024.
Selain menyontek, jenis ketidakjujuran akademik yang didapati KPK adalah mahasiswa meminta orang lain mengerjakan tugasnya, diakui 51,7% responden. Lalu, 51,57% mahasiswa ikut menyontek atau plagiat ketika melihat teman juga melakukannya.
Ada pula 44,59% mahasiswa yang melakukan plagiarisme walaupun tahu hal tersebut merupakan perbuatan yang curang. KPK pun menemukan, 26,05% mahasiswa tidak berani menolak ajakan menyontek dan 2,79% mahasiswa memilih menyontek daripada belajar.
Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana, mengatakan kasus menyontek masih ditemukan pada 98% kampus dan 78% sekolah yang disurvei. Khusus untuk plagiarisme, ia mengatakan 43% responden menyatakan perbuatan tersebut terjadi di kampus dan 6% rentan terjadi di sekolah.
Menyikapi SPI Pendidikan 2024, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, mengatakan temuan tersebut menjadi kondisi awal untuk evaluasi dan mentransformasikan pendidikan agar lebih baik.
Menurutnya, empat langkah yang akan dilakukan adalah penguatan budaya akademis yang berintegritas, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, reformasi tata kelola perguruan tinggi, dan kolaborasi dengan KPK untuk pengembangan pendidikan antikorupsi.
“Kami akan berkolaborasi dengan KPK untuk pengembangan pendidikan antikorupsi melalui pendekatan berbasis kesadaran dan partisipasi, pendekatan berbasis nilai, pendekatan berbasis kepatuhan, dan pendekatan manajemen risiko,” ucapnya, dikutip dari laman resmi KPK.
Dalam melaksanakan SPI Pendidikan 2024, KPK melibatkan 36.888 satuan pendidikan dari 507 kabupaten/kota di 38 provinsi di Indonesia. Sebanyak 449.865 responden yang terdiri dari peserta didik, orang tua, tenaga pendidik, dan kepala satuan pendidikan berpartisipasi dalam survei ini.
SPI Pendidikan 2024 dilaksanakan dengan dua pendekatan. Pertama, daring melalui WhatsApp, e-mail blast, dan Computer Assisted Web Interviewing (CAWI). Kedua, hybrid dengan Computer-Assisted Personal Interviewing (CAPI).
(Baca: Skor Integritas Lembaga Pendidikan per Provinsi pada 2024)