Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Madiun mencapai Rp342.580 per kapita per bulan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka ini mengalami penurunan turun 3.8% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski terjadi penurunan, angka ini masih menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi di Kota Madiun cukup tinggi.
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Madiun cenderung fluktuatif. Sempat mengalami penurunan pada tahun 2019 dan 2021, namun kembali naik pada tahun 2020, 2022, dan 2023. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2023 dengan angka 10.2%. Namun, pada tahun 2024 terjadi penurunan lagi. Ini mengindikasikan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat atau faktor ekonomi lain yang memengaruhi pengeluaran.
Besaran pengeluaran ini mencerminkan bahwa masyarakat Kota Madiun memiliki alokasi dana yang cukup signifikan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi makanan dan minuman jadi. Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi ini merupakan bagian dari total pengeluaran per kapita sebulan yang mencapai Rp444.047 untuk aneka barang dan jasa, Rp58.096 untuk kecantikan, Rp90.081 untuk perawatan, Rp112.398 untuk rokok dan tembakau, serta Rp79.905 untuk sabun mandi.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Timur, Kota Madiun menduduki peringkat ke-2 untuk pengeluaran makanan dan minuman jadi, di bawah Kota Surabaya. Secara nasional, Kota Madiun berada di peringkat ke-29. Ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi di Kota Madiun tergolong tinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia.
Kota Surabaya mencatatkan pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi sebesar Rp400.939 dengan pertumbuhan 14.5%. Kabupaten Gresik memiliki pengeluaran Rp323.668 dengan pertumbuhan 0.7%. Kota Pasuruan mencatatkan Rp308.066 dengan pertumbuhan 3.1%. Kota Kediri memiliki pengeluaran Rp303.435 dengan pertumbuhan 8.6%, dan Kabupaten Sidoarjo sebesar Rp300.211 dengan pertumbuhan 7.2%. Posisi Kota Madiun berada di bawah Kota Surabaya, namun memiliki nilai pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan kabupaten/kota lainnya seperti Gresik, Pasuruan, Kediri, dan Sidoarjo.
Kota Surabaya
Berdasarkan data BPS, Kota Surabaya menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan yang sangat tinggi yaitu Rp1.541.006 pada tahun 2024, menunjukkan pertumbuhan 34% dibandingkan tahun sebelumnya dan menduduki peringkat pertama se-Jawa Timur. Besarnya pengeluaran ini menandakan bahwa masyarakat Surabaya memiliki daya beli yang kuat untuk memenuhi kebutuhan non-makanan.
Kota Malang
Kota Malang mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.216.228 pada tahun 2024, dengan pertumbuhan 4.5% dibandingkan tahun sebelumnya dan berada di peringkat kedua di Jawa Timur. Angka ini mengindikasikan bahwa warga Malang memiliki alokasi dana yang besar untuk kebutuhan selain makanan.
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo memiliki rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.077.404 pada tahun 2024, menunjukkan pertumbuhan 14.7% dibandingkan tahun sebelumnya dan menempati peringkat ketiga se-Jawa Timur. Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakat Sidoarjo.
Kota Batu
Kota Batu mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp968.150 pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan 28.9% dibandingkan tahun sebelumnya, berada di peringkat keempat se-Jawa Timur. Peningkatan signifikan ini mengindikasikan peningkatan kebutuhan dan kemampuan ekonomi masyarakat Kota Batu dalam memenuhi kebutuhan non-makanan.