Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Yogyakarta menunjukkan perkembangan menarik pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran mencapai Rp402.247 per kapita per bulan. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 7,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan peningkatan konsumsi masyarakat terhadap produk makanan dan minuman siap saji.
Dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa yang mencapai Rp412.839, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi mencerminkan porsi signifikan dari total pengeluaran masyarakat. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk rokok dan tembakau yang tercatat sebesar Rp120.881. Ini menandakan bahwa masyarakat lebih memprioritaskan konsumsi makanan dan minuman siap saji dibandingkan dengan produk tembakau.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Perawatan Kulit Kab. Pesisir Barat | 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Yogyakarta mengalami fluktuasi. Setelah mengalami kenaikan dari Rp363.767 pada tahun 2018 menjadi Rp369.426 pada tahun 2019, terjadi penurunan sebesar 4,9% pada tahun 2020 menjadi Rp351.263. Penurunan lebih dalam terjadi pada tahun 2021, yaitu sebesar 14,2% menjadi Rp301.357. Meskipun sempat sedikit naik pada tahun 2022, pengeluaran kembali melonjak pada tahun 2023 dan 2024, dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 24,5% dan 7,1%. Tahun 2024 menjadi tahun dengan nilai pengeluaran tertinggi.
Dalam skala regional, Kota Yogyakarta menduduki peringkat pertama dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di antara kabupaten/kota se-DI Yogyakarta. Secara nasional, kota ini berada di peringkat ke-12. Di DI Yogyakarta, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Yogyakarta lebih tinggi dibandingkan kabupaten lain seperti Sleman, Bantul, Kulonprogo, dan Gunung Kidul.
Kabupaten Sleman mencatatkan pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi sebesar Rp386.055 pada tahun 2024, mengalami penurunan 2,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Bantul menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 6,3% dengan nilai pengeluaran Rp305.894. Sementara itu, Kabupaten Kulonprogo mengalami penurunan 1,5% dengan nilai pengeluaran Rp171.650, dan Kabupaten Gunung Kidul tumbuh 11,9% dengan nilai pengeluaran Rp162.224.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Makanan dan Minuman Jadi Kab. Serang | 2024)
Kabupaten Sleman
Pada tahun 2024, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kabupaten Sleman mencapai Rp1.297.903, meningkat 24,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp2.181.910, menunjukkan pertumbuhan sebesar 21,9%. Dengan angka ini, Sleman menduduki peringkat pertama di DI Yogyakarta dalam hal pengeluaran total per kapita. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp884.007, naik 18,9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kabupaten Bantul
Kabupaten Bantul mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp976.696 pada tahun 2024, tumbuh 18,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.730.550, meningkat 18,8% dan menduduki peringkat kedua di DI Yogyakarta. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp753.854, naik 18,6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kabupaten Gunung Kidul
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kabupaten Gunung Kidul mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 42,1%, mencapai Rp574.926 pada tahun 2024. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.163.484, tumbuh 33,5% dan menempatkan Gunung Kidul di peringkat ketiga di DI Yogyakarta. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp588.557, naik 26% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kabupaten Kulonprogo
Kabupaten Kulonprogo mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp616.788 pada tahun 2024, meningkat 7,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.152.289, tumbuh 7,8% dan menempatkan Kulonprogo di peringkat keempat di DI Yogyakarta. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp535.501, naik 8,6% dibandingkan tahun sebelumnya.