Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, mengalami lonjakan signifikan pada 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran mencapai Rp 50.220 per kapita per bulan, meningkat 93.3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan ini cukup kontras jika dibandingkan dengan alokasi pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan lain. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa di Barito Kuala adalah Rp 197.500. Pengeluaran untuk perawatan kulit menyumbang sekitar 25.4% dari total tersebut. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan jadi tercatat sebesar Rp 232.488, dan untuk rokok serta tembakau sebesar Rp 132.513.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Sabun Mandi Kab. Ogan Ilir | 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Barito Kuala cenderung fluktuatif. Pada 2018, angkanya mencapai Rp 27.737, lalu mengalami penurunan hingga Rp 17.598 pada 2020. Sempat naik sedikit, kemudian melonjak tajam pada 2024. Peningkatan yang cukup tajam pada 2024 ini menjadi anomali dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, bahkan melampaui dua kali lipat pengeluaran tertinggi sebelumnya.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan, Barito Kuala berada di peringkat ke-8 dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit pada 2024. Kota Banjarmasin menduduki peringkat pertama dengan nilai Rp 133.196, diikuti Kabupaten Tapin dan Tanah Bumbu. Secara nasional, Barito Kuala berada di peringkat ke-285.
Beberapa kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan menunjukkan nilai dan pertumbuhan yang berbeda. Kota Banjarmasin mencatatkan pengeluaran Rp 133.196 dengan pertumbuhan 83.2%, Kabupaten Tapin Rp 67.607 dengan pertumbuhan 16.2%, dan Kabupaten Tanah Bumbu Rp 62.449 dengan penurunan -22.4%. Kabupaten Balangan mencatatkan pengeluaran Rp 61.758 dengan penurunan -14.1%, sementara Kota Banjar Baru Rp 58.006 dengan penurunan -28.9%.
Data BPS menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Banjar Baru mencapai Rp 999.000 pada 2024, sedikit turun 3.1% dari tahun sebelumnya. Kota Banjarmasin mencatatkan Rp 950.619, meningkat 12.3%. Kabupaten Tanah Bumbu mencapai Rp 940.270, naik 10.2%. Kabupaten Tabalong sebesar Rp 801.281, meningkat 8.4% dan Kabupaten Tapin sebesar Rp 748.100 meningkat 18.6%.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Sulawesi Tengah 2015 - 2024)
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kota Banjar Baru mencapai Rp 1.868.538, turun 1.7%. Kabupaten Tanah Bumbu mencatatkan Rp 1.829.769, naik 11.5%. Kota Banjarmasin sebesar Rp 1.793.372, naik 9.8%. Kabupaten Tabalong sebesar Rp 1.677.695, meningkat 5.5% dan Kabupaten Tapin sebesar Rp 1.660.205 meningkat 23.6%.
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kabupaten Tapin sebesar Rp 912.105, naik 28%. Kabupaten Tanah Bumbu mencapai Rp 889.498, naik 12.9%. Kabupaten Tabalong sebesar Rp 876.414, meningkat 3%. Kota Banjar Baru sebesar Rp 869.539, tidak mengalami pertumbuhan dan Kota Banjarmasin sebesar Rp 842.753, meningkat 7%.
Kota Banjar Baru
Data menunjukkan, Kota Banjar Baru menduduki peringkat pertama dalam hal pengeluaran per kapita baik untuk kategori bukan makanan maupun total makanan dan bukan makanan di Kalimantan Selatan. Besaran pengeluaran bukan makanan di kota ini mencapai Rp999.000 per bulan, menunjukkan prioritas yang cukup besar terhadap kebutuhan di luar konsumsi pangan. Meski mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, angka ini tetap signifikan.
Kota Banjarmasin
Sebagai ibukota provinsi, Kota Banjarmasin mencatatkan pertumbuhan positif dalam pengeluaran bukan makanan sebesar 12.3%, mencapai Rp950.619. Ini mengindikasikan peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakatnya. Sementara itu, pengeluaran total (makanan dan bukan makanan) juga tumbuh sebesar 9.8%, menunjukkan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dasar dan peningkatan kualitas hidup.
Kabupaten Tanah Bumbu
Kabupaten Tanah Bumbu menunjukkan pertumbuhan yang solid dalam pengeluaran total, mencapai 11.5%. Hal ini didorong oleh peningkatan pengeluaran untuk makanan sebesar 12.9% dan bukan makanan sebesar 10.2%. Data ini menunjukkan bahwa ekonomi di wilayah ini stabil dan masyarakat memiliki kemampuan untuk meningkatkan konsumsi di berbagai sektor.
Kabupaten Tabalong
Kabupaten Tabalong mencatatkan peningkatan yang cukup signifikan dalam pengeluaran bukan makanan sebesar 8.4%. Meski pertumbuhan pengeluaran untuk makanan relatif kecil (3%), secara keseluruhan, pengeluaran total masyarakat Tabalong mengalami peningkatan sebesar 5.5%. Kondisi ini mencerminkan adanya peningkatan dalam pemenuhan kebutuhan non-primer masyarakat.
Kabupaten Tapin
Kabupaten Tapin menempati urutan pertama dalam pengeluaran untuk makanan, dan mencatatkan pertumbuhan tertinggi di antara kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan, yaitu sebesar 28%. Pertumbuhan ini mencerminkan adanya peningkatan signifikan dalam konsumsi pangan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan pengeluaran bukan makanan yang juga cukup tinggi, yaitu 18.6%, menunjukkan peningkatan kesejahteraan secara umum.