Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Dompu mencapai Rp152.506 per kapita per bulan pada 2024.
Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 15,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, angka ini masih berada di urutan ke-8 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dan berada di peringkat 457 secara nasional.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Papua Barat 2015 - 2024)
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan jadi yang mencapai Rp176.309, pengeluaran untuk rokok dan tembakau sebesar Rp139.407, serta pengeluaran untuk perawatan sebesar Rp38.462, terlihat bahwa alokasi dana untuk aneka barang dan jasa cukup signifikan. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp100.805, lalu mengalami kenaikan menjadi Rp135.838 pada tahun 2019, dan sedikit meningkat menjadi Rp137.302 pada tahun 2020. Kemudian, terjadi lonjakan signifikan pada tahun 2021 menjadi Rp165.277, sebelum akhirnya mengalami penurunan menjadi Rp139.437 pada tahun 2022, dan kembali sedikit menurun menjadi Rp132.438 pada tahun 2023.
Pada tahun 2024, Kabupaten Dompu berada di peringkat ke-8 se-NTB dalam hal pengeluaran untuk aneka barang dan jasa. Kota Mataram menduduki peringkat pertama dengan nilai Rp371.180, diikuti oleh Kabupaten Sumbawa Barat dengan Rp303.819. Kota Bima berada di posisi ketiga dengan Rp231.895, disusul oleh Kabupaten Sumbawa dengan Rp217.853, dan Kabupaten Lombok Barat dengan Rp186.409. Kabupaten Lombok Timur mencatatkan angka Rp182.503, Kabupaten Lombok Utara sebesar Rp153.332, sementara Kabupaten Bima memiliki pengeluaran sebesar Rp146.878, dan Kabupaten Lombok Tengah sebesar Rp131.039. Pertumbuhan tertinggi terjadi di Kota Bima dengan 12,7 persen, sementara Kabupaten Sumbawa mengalami penurunan signifikan turun 18,5 persen.
Kota Mataram
Kota Mataram mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp985.712 pada tahun 2024, meningkat 16,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp843.792,3. Peningkatan ini menempatkan Kota Mataram pada peringkat pertama se-Provinsi NTB. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp883.669, menunjukkan pertumbuhan 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp796.196,69. Secara keseluruhan, pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kota Mataram mencapai Rp1.869.381, mengalami penurunan 10,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2.081.992. Meskipun terjadi penurunan pada total pengeluaran, Kota Mataram tetap menjadi wilayah dengan pengeluaran tertinggi di NTB.
Kabupaten Sumbawa Barat
Kabupaten Sumbawa Barat menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam pengeluaran bukan makanan, dengan peningkatan sebesar 23,3 persen dari Rp697.278,87 menjadi Rp859.991 pada tahun 2024. Peningkatan ini menempatkan Sumbawa Barat pada peringkat kedua se-Provinsi NTB dalam hal pengeluaran bukan makanan. Pengeluaran untuk makanan juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,7 persen, meningkat dari Rp875.463,5 menjadi Rp969.386. Secara keseluruhan, pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kabupaten Sumbawa Barat meningkat 6,1 persen, dari Rp1.724.665 menjadi Rp1.829.378. Hal ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat di Kabupaten Sumbawa Barat mengalami peningkatan.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Makanan dan Minuman Jadi Kab. Bekasi | 2024)
Kota Bima
Kota Bima mencatat pertumbuhan pengeluaran bukan makanan sebesar 4,9 persen, naik dari Rp729.275,97 menjadi Rp764.758 pada tahun 2024. Pertumbuhan ini menempatkan Kota Bima pada peringkat ketiga se-Provinsi NTB. Pengeluaran untuk makanan juga menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 14,9 persen, dari Rp704.042,08 menjadi Rp809.177. Secara keseluruhan, pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kota Bima meningkat 10,6 persen, dari Rp1.423.043 menjadi Rp1.573.935. Peningkatan ini mengindikasikan adanya perbaikan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kota Bima.
Kabupaten Sumbawa
Kabupaten Sumbawa mengalami peningkatan signifikan dalam pengeluaran bukan makanan sebesar 15,3 persen, naik dari Rp551.061,2 menjadi Rp635.543 pada tahun 2024. Namun, pengeluaran untuk makanan hanya tumbuh sedikit sebesar 5,3 persen, meningkat dari Rp709.467,33 menjadi Rp746.952. Secara keseluruhan, pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kabupaten Sumbawa justru mengalami penurunan sebesar 23,2 persen, dari Rp1.800.735 menjadi Rp1.382.495. Penurunan ini mengindikasikan adanya perubahan pola konsumsi atau penurunan daya beli masyarakat di Kabupaten Sumbawa, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.