Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bekasi mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran mencapai Rp398.530 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 30,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Dibandingkan dengan total pengeluaran masyarakat, konsumsi makanan dan minuman jadi mengambil porsi yang cukup besar. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Bekasi adalah Rp339.366, sementara pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi mencapai Rp398.530. Artinya, sekitar 117,43% dari total pengeluaran dialokasikan untuk kategori ini. Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi juga lebih besar dari rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan yaitu 967.482.
(Baca: PDRB ADHK Sektor Jasa Lainnya Periode 2013-2025)
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bekasi cenderung fluktuatif. Setelah mengalami kenaikan dari tahun 2018 hingga 2020, terjadi penurunan pada tahun 2021 dan 2022. Namun, pada tahun 2023, pengeluaran mulai menunjukkan tanda-tanda kenaikan sedikit, sebelum akhirnya melonjak tajam pada tahun 2024. Kenaikan 30,2% ini merupakan pertumbuhan tertinggi sejak 2018.
Peningkatan pengeluaran ini mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat. Masyarakat Kabupaten Bekasi semakin mengandalkan makanan dan minuman jadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kesibukan, perubahan gaya hidup, dan meningkatnya pendapatan masyarakat. Pertumbuhan pengeluaran total masyarakat juga mengalami kenaikan. Data BPS mencatat bahwa rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.898.978 pada tahun 2024, naik dari Rp1.990.485 tahun sebelumnya.
Dalam perbandingan dengan wilayah lain di Jawa Barat, Kabupaten Bekasi menduduki peringkat ke-3 dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi. Kota Bekasi menempati peringkat pertama dengan Rp478.517, diikuti oleh Kota Depok dengan Rp420.276. Secara nasional, Kabupaten Bekasi berada di peringkat ke-14.
Berdasarkan data dari BPS, pertumbuhan persentase konsumsi bukan makanan di Kabupaten Bekasi sebesar 3,4%. Kota Bekasi menduduki peringkat teratas dengan 22,4%, diikuti Kota Depok dengan 12,8%. Kabupaten Bekasi berada di urutan keenam di provinsi Jawa Barat.
(Baca: PDB Paritas Daya Beli (PPP) Djibouti 2015 - 2024)
Rata-rata pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi selama tiga tahun terakhir (2022-2024) adalah Rp337.578. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata pengeluaran selama lima tahun terakhir (2020-2024) yaitu Rp345.146. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan pengeluaran masyarakat untuk makanan dan minuman jadi mengalami sedikit perlambatan dalam tiga tahun terakhir, sebelum akhirnya melonjak pada 2024.
Kenaikan tertinggi pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi terjadi pada tahun 2024, dengan pertumbuhan mencapai 30,2%. Sementara itu, penurunan terendah terjadi pada tahun 2021, dengan penurunan turun 16,3%. Anomali ini mungkin disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang melanda pada tahun tersebut, yang membatasi aktivitas masyarakat dan berdampak pada pola konsumsi.
Berikut adalah perbandingan pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi dengan beberapa kabupaten/kota lain di Jawa Barat: Kota Bekasi: Pada tahun 2024, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Bekasi mencapai Rp478.517, dengan pertumbuhan 12,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Kota ini menduduki peringkat pertama di Jawa Barat. Kota Depok: Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Depok pada tahun 2024 adalah Rp420.276, tumbuh 6,2%. Kota Depok berada di peringkat kedua di Jawa Barat. Kota Bandung: Kota Bandung mencatatkan pengeluaran Rp383.870 pada tahun 2024, dengan pertumbuhan 2,4%. Kota ini berada di peringkat keempat di Jawa Barat. Kota Cimahi: Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Cimahi pada tahun 2024 adalah Rp348.576, mengalami penurunan -1,1%. Kota ini menduduki peringkat kelima di Jawa Barat. Kota Bogor: Kota Bogor mencatatkan pengeluaran Rp348.362 pada tahun 2024, dengan penurunan -7,2%. Kota ini berada di peringkat keenam di Jawa Barat.
Kota Bekasi
Kota Bekasi mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.908.316 pada tahun 2024, pertumbuhan 22,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi dibandingkan kabupaten/kota lain di Jawa Barat. Total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) di Kota Bekasi mencapai Rp3.132.705, menunjukkan dominasi konsumsi bukan makanan. Kota Bekasi menduduki peringkat pertama dalam hal pengeluaran total dan pengeluaran bukan makanan di Jawa Barat. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Bekasi adalah Rp1.224.388, meningkat 21,3%.
Kota Depok
Kota Depok menunjukkan angka yang signifikan dalam pengeluaran bukan makanan, tercatat sebesar Rp1.674.594 pada tahun 2024, dengan pertumbuhan 12,8%. Total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) di Kota Depok mencapai Rp2.823.253. Kota Depok berada di posisi kedua dalam hal pengeluaran total dan bukan makanan di Jawa Barat. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Depok adalah Rp1.148.659, tumbuh 9%.
Kota Bogor
Kota Bogor mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.561.420 pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan tinggi yaitu 50,1%. Total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) di Kota Bogor adalah Rp2.470.586. Kota Bogor berada di posisi ketiga dalam hal pengeluaran total di Jawa Barat. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Bogor adalah Rp909.166, meningkat 21%.
Kota Bandung
Kota Bandung menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.382.176 pada tahun 2024, tumbuh 12,2%. Total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) di Kota Bandung adalah Rp2.378.240. Kota Bandung berada di posisi keempat dalam hal pengeluaran total di Jawa Barat. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Bandung adalah Rp996.064, meningkat 17,7%.