Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Kupang mencapai Rp 173.054 per kapita per bulan pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 11,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini mengindikasikan adanya peningkatan konsumsi makanan dan minuman jadi di kalangan masyarakat Kota Kupang.
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Kupang cenderung fluktuatif. Sempat mengalami pengeluaran tertinggi pada tahun 2021 sebesar Rp 204.412, kemudian anjlok cukup dalam pada tahun 2022 menjadi Rp 140.939. Namun, pada tahun 2023 dan 2024, terlihat adanya tren peningkatan kembali. Meskipun belum mencapai pengeluaran tertinggi tahun 2021, pertumbuhan positif ini menunjukkan adanya indikasi peningkatan aktivitas ekonomi dan perubahan pola konsumsi masyarakat.
(Baca: Sektor Utama Penggerak Perekonomian di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur pada 2024)
Besaran pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi ini merupakan bagian dari total pengeluaran masyarakat Kota Kupang. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp 278.898, menunjukkan bahwa pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi mengambil porsi signifikan. Jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk kategori lain seperti kecantikan (Rp 48.255), perawatan (Rp 90.454), rokok dan tembakau (Rp 84.348), serta sabun mandi (Rp 77.295), pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi tetap menjadi salah satu prioritas utama.
Dalam skala regional, Kota Kupang menempati peringkat pertama dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di antara kabupaten/kota se-Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Di tingkat pulau Nusa Tenggara dan Bali, Kota Kupang berada di peringkat 15. Sementara itu, secara nasional, Kota Kupang menduduki peringkat 296. Peringkat ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi di Kota Kupang cukup tinggi dibandingkan wilayah lain di NTT, namun masih perlu ditingkatkan untuk bersaing di tingkat nasional.
Beberapa kabupaten/kota lain di NTT menunjukkan angka pengeluaran yang berbeda. Kabupaten Sumba Timur mencatatkan pengeluaran sebesar Rp 147.687 dengan pertumbuhan 16,1%, menempati peringkat kedua di provinsi NTT. Kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki pengeluaran Rp 143.094 dan pertumbuhan 7,8%, berada di peringkat ketiga. Kabupaten Sikka mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 44,8% dengan nilai pengeluaran Rp 142.174 dan berada di posisi keempat. Sementara itu, Kabupaten Manggarai mencatatkan pengeluaran Rp 134.517 dan pertumbuhan 16,1%, berada di urutan kelima.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Brebes Periode 2004 - 2024)
Kabupaten Manggarai Barat
Kabupaten Manggarai Barat menunjukkan dinamika yang menarik dalam hal pengeluaran per kapita. Untuk pengeluaran bukan makanan, terjadi pertumbuhan sedikit sebesar 2,7% dari Rp 485.127,9 menjadi Rp 498.135. Sementara itu, jika dilihat dari rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan, Kabupaten Manggarai Barat menduduki peringkat ke-4 di Provinsi NTT, dengan peningkatan sedikit dari Rp 1.025.739,87 menjadi Rp 1.053.768.
Kabupaten Sabu Raijua
Kabupaten Sabu Raijua mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam pengeluaran per kapita. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan mengalami kenaikan signifikan sebesar 24,8%, melonjak dari Rp 385.409,05 menjadi Rp 481.157 dan menduduki peringkat kedua se-NTT. Peningkatan ini juga tercermin pada rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan yang naik 19,6% dari Rp 935.752,25 menjadi Rp 1.118.751, menduduki peringkat pertama se-NTT.
Kabupaten Sumba Timur
Kabupaten Sumba Timur juga menunjukkan pertumbuhan positif dalam pengeluaran per kapita. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan meningkat sebesar 6,1%, dari Rp 438.472,72 menjadi Rp 465.209, menduduki peringkat ketiga se-NTT. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan juga mengalami kenaikan sebesar 13,3%, dari Rp 977.912,08 menjadi Rp 1.107.698, menduduki peringkat kedua di Provinsi NTT.
Kabupaten Ngada
Kabupaten Ngada mencatatkan pertumbuhan yang stabil dalam pengeluaran per kapita. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan tumbuh sebesar 4,5%, dari Rp 435.837,45 menjadi Rp 455.504 dan menduduki peringkat keempat se-NTT. Di sisi lain, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan meningkat sebesar 10,3%, dari Rp 998.499,37 menjadi Rp 1.101.405, menduduki peringkat ketiga di Provinsi NTT.