Kabupaten Buru: Pengeluaran Makanan dan Minuman Jadi Alami Penurunan Setelah Sempat Meningkat SignifikanBadan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Buru pada tahun 2024 adalah sebesar Rp127.132 per kapita per bulan.
Angka ini mengalami penurunan sebesar 13,4% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu Rp146.795. Penurunan ini terjadi setelah tahun 2023 mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan sebesar 31,7%.
(Baca: PDB Paritas Data Beli (PPP) Yaman 2015 - 2024)
Meskipun demikian, pengeluaran ini masih lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang berada di angka Rp104.645. Secara keseluruhan, terlihat adanya fluktuasi pengeluaran untuk kategori ini selama periode 2018-2024.
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa yang mencapai Rp234.447, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi ini menyumbang sekitar 54,2% dari total pengeluaran tersebut. Angka ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi memiliki peran yang cukup besar dalam alokasi pengeluaran masyarakat Kabupaten Buru. Dibandingkan dengan pengeluaran untuk bukan makanan yang mencapai Rp558.129, pengeluaran makanan dan minuman jadi ini relatif lebih kecil.
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Buru mengalami naik turun. Pengeluaran tertinggi tercatat pada tahun 2023 sebesar Rp146.795, sementara angka terendah terjadi pada tahun 2020 sebesar Rp85.520 akibat adanya pandemi yang menyebabkan pembatasan aktifitas. Setelah mengalami kontraksi pada tahun 2020, pengeluaran ini sempat naik cukup tinggi pada tahun 2021 dan 2022, sebelum mencapai pengeluaran tertinggi pada tahun 2023.
Dalam skala provinsi Maluku, Kabupaten Buru menempati peringkat ketiga dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi. Peringkat pertama diduduki oleh Kota Ambon dengan nilai Rp213.533, diikuti oleh Kota Tual dengan nilai Rp152.162. Secara nasional, Kabupaten Buru berada pada peringkat 426.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan Besar untuk Rokok dan Tembakau Kab. Banggai Laut | 2024)
Sebagai perbandingan, beberapa kabupaten/kota lain di Maluku menunjukkan data yang beragam. Kota Ambon memiliki pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi tertinggi, yaitu Rp213.533, dengan pertumbuhan 8%. Kota Tual berada di urutan kedua dengan Rp152.162, mengalami pertumbuhan yang tinggi yaitu 25,4%. Sementara itu, Kabupaten Seram Bagian Barat mencatatkan pengeluaran Rp119.872 dengan pertumbuhan 14,4%. Kabupaten Seram Bagian Timur mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 23,9% dengan nilai Rp98.721.
#### Kota AmbonKota Ambon mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp996.551 pada tahun 2024, meningkat 11,6% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp892.582,1. Pertumbuhan ini menjadikan Kota Ambon berada di peringkat pertama se-provinsi Maluku dalam kategori ini, menandakan peningkatan konsumsi barang dan jasa non-makanan yang signifikan.#### Kota TualRata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Tual mencapai Rp646.559 pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan sebesar 26,4% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp511.676,04. Dengan pertumbuhan ini, Kota Tual menduduki peringkat keempat se-provinsi Maluku. Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan yang cukup besar dalam konsumsi makanan di kalangan masyarakat Kota Tual.#### Kabupaten BuruKabupaten Buru mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp657.161 pada tahun 2024, meningkat 24% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp529.767,04. Dengan pertumbuhan ini, Kabupaten Buru berada di peringkat ketiga se-provinsi Maluku, menunjukkan peningkatan konsumsi makanan yang cukup signifikan di wilayah ini.#### Kabupaten Maluku TengahKabupaten Maluku Tengah mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan sebesar Rp1.174.978 pada tahun 2024, meningkat 5,9% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.109.656,75. Peningkatan ini menempatkan Kabupaten Maluku Tengah pada peringkat keempat se-provinsi Maluku. Meskipun mengalami pertumbuhan, peningkatan ini relatif lebih moderat dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Maluku.