Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur mencapai Rp165.172 per kapita/bulan pada tahun 2024. Angka ini mengalami penurunan sebesar 10.5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Perkembangan ini menunjukkan adanya perubahan pola konsumsi atau faktor ekonomi lain yang mempengaruhi pengeluaran masyarakat untuk rokok dan tembakau di wilayah ini.
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur cenderung fluktuatif selama periode 2018-2024. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp123.091. Sempat mengalami penurunan menjadi Rp119.548 pada tahun 2019, kemudian melonjak signifikan sebesar 19.1 persen menjadi Rp142.434 pada tahun 2020. Setelah itu, terjadi penurunan kembali sebesar 8.2 persen pada tahun 2021 menjadi Rp130.690. Tahun 2022 dan 2023 menunjukkan kenaikan masing-masing sebesar 9.8 persen dan 28.7 persen. Namun, pada tahun terakhir terjadi penurunan kembali.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandar Lampung 2015-2024)
Besaran pengeluaran untuk rokok dan tembakau ini perlu dilihat dalam konteks pengeluaran total masyarakat. Data pendukung menunjukkan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa adalah Rp208.841. Dengan demikian, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai sekitar 79 persen dari total pengeluaran tersebut. Angka ini cukup signifikan, menunjukkan bahwa rokok dan tembakau masih menjadi prioritas pengeluaran bagi sebagian masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.
Dalam perbandingan dengan wilayah lain di Sulawesi Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur menduduki peringkat pertama dalam hal besaran pengeluaran untuk rokok dan tembakau pada tahun 2024. Secara nasional, kabupaten ini berada di peringkat 78. Posisi ini menunjukkan bahwa konsumsi rokok dan tembakau di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur relatif tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota lain di Sulawesi Utara, terlihat perbedaan yang signifikan. Misalnya, Kabupaten Bolaang Mongondow mencatatkan pengeluaran sebesar Rp160.608 dengan pertumbuhan 22.6 persen, Kota Manado Rp149.708 dengan pertumbuhan 29.5 persen, dan Kota Bitung Rp149.579 dengan pertumbuhan 46.2 persen. Pertumbuhan di Kota Bitung sangat tinggi dibandingkan wilayah lain. Sementara itu, Kabupaten Minahasa Utara justru mengalami penurunan turun 7.2 persen dengan nilai Rp111.153.
Anomali terlihat pada tahun 2023, di mana terjadi kenaikan pengeluaran tertinggi untuk rokok dan tembakau sebesar 28.7 persen. Hal ini perlu dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor penyebabnya, seperti perubahan harga rokok, peningkatan pendapatan masyarakat, atau perubahan gaya hidup.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Sabun Mandi Kab. Maluku Tengah | 2024)
Kota Manado
Kota Manado menunjukkan performa yang kuat dalam pertumbuhan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, dengan peningkatan sebesar 15.5 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp907.150. Namun, pertumbuhan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan hanya meningkat sedikit, yaitu 0.9 persen menjadi Rp789.594. Meskipun demikian, Kota Manado tetap menduduki peringkat kedua dalam total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) di Sulawesi Utara.
Kota Tomohon
Kota Tomohon menunjukkan pertumbuhan yang stabil dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan. Pengeluaran untuk bukan makanan meningkat 9 persen menjadi Rp897.100, sementara pengeluaran untuk makanan meningkat 9.7 persen menjadi Rp808.668. Kota Tomohon berhasil menduduki peringkat pertama dalam total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) di Sulawesi Utara, menunjukkan tingkat konsumsi yang tinggi di kota ini.
Kota Bitung
Kota Bitung menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam pengeluaran bukan makanan, dengan peningkatan sebesar 27.5 persen menjadi Rp791.156. Pengeluaran untuk makanan juga mengalami peningkatan sebesar 12.8 persen menjadi Rp777.695. Pertumbuhan ini menempatkan Kota Bitung pada peringkat keempat dalam total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) di Sulawesi Utara, mencerminkan peningkatan kesejahteraan dan konsumsi masyarakat di kota ini.
Kota Kotamobagu
Kota Kotamobagu mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, yaitu sebesar 24 persen menjadi Rp790.236. Pengeluaran untuk makanan juga mengalami peningkatan yang sama, yaitu 24 persen menjadi Rp734.257. Peningkatan ini menempatkan Kota Kotamobagu pada peringkat kelima dalam total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) di Sulawesi Utara, menunjukkan peningkatan daya beli masyarakat di kota ini.