Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kota Cirebon pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp87.954 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 5,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS).
Jika dibandingkan dengan total rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp461.832, pengeluaran untuk perawatan kulit hanya menyumbang sekitar 19 persen. Sementara itu, pengeluaran untuk perawatan kulit lebih tinggi dibandingkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk kecantikan secara umum, yang hanya sebesar Rp36.998, namun masih di bawah pengeluaran untuk makanan jadi (Rp321.708), rokok dan tembakau (Rp131.844), serta sabun mandi (Rp83.778).
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Nusa Tenggara Barat 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kota Cirebon mengalami fluktuasi. Sempat mengalami penurunan sebesar 27,8 persen pada tahun 2020, kemudian melonjak signifikan sebesar 71,1 persen pada tahun 2021 dan 56,9 persen pada tahun 2022. Namun, pada tahun 2023, pengeluaran ini kembali mengalami penurunan sebesar 30,2 persen sebelum akhirnya kembali naik tipis pada tahun 2024. Tahun 2022 menjadi tahun pengeluaran tertinggi untuk perawatan kulit dalam periode 2018-2024.
Pertumbuhan pengeluaran masyarakat Kota Cirebon untuk makanan dan bukan makanan juga menunjukkan perkembangan yang cukup besar. Pada tahun 2024, total pengeluaran mencapai Rp1.338.096, meningkat 17,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir.
Dalam skala regional, pada tahun 2024, Kota Cirebon menempati urutan ke-7 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit. Secara nasional, Kota Cirebon berada di peringkat 76. Peringkat ini menunjukkan posisi yang cukup baik dibandingkan wilayah lain di Jawa Barat dan Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi bukan makanan di Kota Cirebon berada pada urutan 14. Kondisi ini menunjukkan adanya disparitas yang cukup signifikan dibandingkan Kota Bekasi yang menduduki peringkat pertama.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Mamberamo Tengah | 2009 - 2024)
Di antara beberapa kabupaten/kota di Jawa Barat, Kota Bekasi mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk perawatan kulit pada tahun 2024, yaitu sebesar Rp188.344, dengan pertumbuhan 6,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Depok berada di urutan kedua dengan pengeluaran Rp140.716, namun mengalami penurunan sebesar 11,4 persen. Kota Bogor berada di urutan ketiga dengan pengeluaran Rp133.919, juga mengalami penurunan sebesar 17,7 persen. Sementara Kabupaten Karawang mencatatkan pengeluaran Rp73.158, dengan pertumbuhan 4,2 persen dan menempati urutan 10. Kabupaten Ciamis berada di urutan 12 dengan nilai Rp68.268, dan mengalami pertumbuhan 38.7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kota Bekasi
Pada tahun 2024, Kota Bekasi mencatatkan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk bukan makanan sebesar Rp1.908.316, meningkat signifikan sebesar 22,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini menempatkan Kota Bekasi pada peringkat pertama di antara kabupaten/kota di Jawa Barat. Nilai ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pengeluaran bukan makanan di kabupaten/kota lain.
Kota Depok
Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk makanan di Kota Depok pada tahun 2024 mencapai Rp1.148.659, mengalami kenaikan sebesar 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pengeluaran bukan makanan. Kota Depok menduduki peringkat kedua dalam hal pengeluaran makanan di Jawa Barat.
Kota Bandung
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kota Bandung pada tahun 2024 adalah sebesar Rp2.378.240, meningkat 14,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Bandung. Namun, pertumbuhannya masih berada di bawah Kota Bekasi dan Kota Depok. Kota Bandung menduduki peringkat keempat.
Kota Cimahi
Kota Cimahi mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan. Pada tahun 2024, pengeluaran ini mencapai Rp925.374, meningkat 12,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pengeluaran makanan di beberapa kota besar lainnya. Kota Cimahi menduduki peringkat kelima.