Pengeluaran Sabun Mandi di Jakarta Pusat Alami Penurunan Signifikan di 2024Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, pengeluaran untuk sabun mandi di Kota Jakarta Pusat tercatat sebesar Rp96.180 per kapita per bulan pada 2024. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 15,9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada 2024, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang jasa di Jakarta Pusat mencapai Rp599.660. Sementara itu, pengeluaran untuk sabun mandi hanya menyumbang sekitar 16% dari total pengeluaran tersebut. Proporsi ini relatif kecil jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi yang mencapai Rp513.174 per kapita per bulan.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di DKI Jakarta Periode 2018-2023)
Secara historis, pengeluaran untuk sabun mandi di Jakarta Pusat cenderung fluktuatif. Sempat mengalami kenaikan signifikan sebesar 21,6% pada 2020, namun kemudian kembali mengalami penurunan pada 2021. Pengeluaran tertinggi tercatat pada 2023, yaitu sebesar Rp114.419 per kapita per bulan.
Di antara kabupaten/kota lain di Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Pusat menempati peringkat ke-5 dalam hal pengeluaran untuk sabun mandi pada 2024. Peringkat pertama diduduki oleh Kota Jakarta Selatan dengan nilai pengeluaran sebesar Rp126.325 per kapita per bulan.
Sebagai perbandingan, pengeluaran untuk sabun mandi di beberapa kota lain di DKI Jakarta pada 2024 adalah sebagai berikut: Kota Jakarta Selatan (Rp126.325), Kota Jakarta Utara (Rp113.728), Kota Jakarta Timur (Rp111.962), Kota Jakarta Barat (Rp111.860), dan Kabupaten Kepulauan Seribu (Rp72.072). Pertumbuhan pengeluaran sabun mandi dibandingkan tahun sebelumnya di kota-kota tersebut bervariasi, mulai dari penurunan sebesar 26,5% di Jakarta Barat hingga kenaikan sebesar 16,3% di Jakarta Selatan.
Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Jakarta Selatan pada 2024 mencapai Rp2.000.871, naik 22,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Jakarta Utara mengalami penurunan 3,5% menjadi Rp1.840.641. Jakarta Barat juga mengalami penurunan sebesar 5,3% menjadi Rp1.688.637. Sementara itu, Jakarta Timur mencatat kenaikan sebesar 15,2% menjadi Rp1.446.915, dan Kepulauan Seribu naik 16,3% menjadi Rp578.166.
(Baca: Persentase Penduduk yang Memiliki Jaminan Kesehatan Asuransi Swasta di Periode 2015-2024)
Data menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kota Jakarta Selatan pada 2024 mencapai Rp3.274.725, naik 8,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Jakarta Utara mengalami penurunan 10,7% menjadi Rp3.045.751. Jakarta Barat juga mengalami penurunan sebesar 17% menjadi Rp2.738.922. Sementara itu, Jakarta Timur mencatat penurunan sebesar 9,9% menjadi Rp2.429.992, dan Kepulauan Seribu turun 2% menjadi Rp1.416.539.
Kota Jakarta Selatan
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Jakarta Selatan pada 2024 adalah Rp1.273.854, mengalami pertumbuhan sebesar 25.3% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini menempatkan Jakarta Selatan pada peringkat pertama se-DKI Jakarta dalam kategori ini, menunjukkan peningkatan konsumsi makanan di wilayah tersebut.
Kota Jakarta Utara
Di Kota Jakarta Utara, pengeluaran untuk makanan mencapai Rp1.205.110 per kapita per bulan pada 2024, dengan pertumbuhan tertinggi 33.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun pertumbuhan cukup tinggi, Jakarta Utara berada di peringkat kedua se-DKI Jakarta dalam hal pengeluaran untuk makanan, menunjukkan bahwa konsumsi makanan meningkat signifikan.
Kota Jakarta Barat
Pengeluaran untuk makanan di Kota Jakarta Barat pada 2024 mencapai Rp1.050.285 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan 5.8% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan yang lebih kecil ini menempatkan Jakarta Barat di peringkat ketiga se-DKI Jakarta, menunjukkan peningkatan konsumsi makanan moderat.
Kota Jakarta Timur
Kota Jakarta Timur mencatat pengeluaran untuk makanan sebesar Rp983.077 per kapita per bulan pada 2024, dengan pertumbuhan 6.9% dibandingkan tahun sebelumnya. Jakarta Timur berada di peringkat keempat se-DKI Jakarta, menunjukkan peningkatan konsumsi makanan dengan pertumbuhan yang konsisten.