Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Empat Lawang menunjukkan angka Rp35.772 per kapita per bulan pada tahun 2024, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 3,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun ada kenaikan, pertumbuhan ini tergolong moderat jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2022 yang mencapai 85,5%.
Bila dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa, pengeluaran untuk perawatan kulit hanya mencakup sebagian kecil, yaitu sekitar 2,6%. Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Empat Lawang masih memprioritaskan kebutuhan dasar seperti makanan dan rokok, di mana pengeluaran untuk makanan jadi mencapai Rp129.664 dan rokok serta tembakau mencapai Rp95.681. Pengeluaran untuk perawatan kulit bahkan lebih rendah dibandingkan pengeluaran untuk sabun mandi yang mencapai Rp45.473 per kapita per bulan.
(Baca: Jumlah Perceraian di Banten Periode 2019-2024)
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Empat Lawang cenderung fluktuatif. Setelah mengalami penurunan tajam sebesar 47,1% pada tahun 2019, pengeluaran ini sempat naik di tahun-tahun berikutnya, namun kembali sedikit mengalami penurunan pada tahun 2023. Kenaikan di tahun 2024 ini menunjukkan adanya minat yang meningkat terhadap perawatan kulit, namun belum mencapai tingkat pengeluaran tertinggi seperti pada tahun 2022.
Pengeluaran masyarakat Kabupaten Empat Lawang secara keseluruhan juga menunjukkan perkembangan yang menarik. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp960.046 pada tahun 2024, tumbuh sebesar 5,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat, meskipun alokasi untuk perawatan kulit belum menjadi prioritas utama.
Dalam peringkat pengeluaran untuk perawatan kulit di Sumatera Selatan, Kabupaten Empat Lawang berada di posisi ke-11 dari 17 kabupaten/kota pada tahun 2024. Peringkat ini menunjukkan bahwa minat terhadap perawatan kulit di Kabupaten Empat Lawang masih di bawah beberapa wilayah lain seperti Kota Palembang yang menduduki peringkat pertama dengan pengeluaran Rp80.175 per kapita per bulan. Secara nasional, Kabupaten Empat Lawang berada di peringkat 446.
(Baca: Jumlah Kepala Sekolah dan Guru SMK Lebih dari atau Setara S1 Periode 2017-2024)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, persentase konsumsi bukan makanan di Kabupaten Empat Lawang menunjukkan angka yang lebih rendah dibandingkan beberapa kabupaten/kota lain di Sumatera Selatan. Misalnya, Kota Palembang mencatatkan pengeluaran bukan makanan sebesar Rp861.308 per kapita per bulan, sedangkan Kabupaten Musi Banyuasin mencapai Rp629.974. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat di wilayah tersebut lebih banyak mengalokasikan dana untuk kebutuhan non-pangan dibandingkan masyarakat Kabupaten Empat Lawang.
Anomali terlihat pada tahun 2019, ketika pengeluaran perawatan kulit turun drastis. Hal ini berbeda dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024) yang menunjukkan angka stabil di atas Rp34.000. Bahkan jika dibandingkan dengan lima tahun terakhir, pertumbuhan pengeluaran perawatan kulit pada tahun 2024 masih tergolong lebih baik. Pengeluaran tertinggi tercatat pada tahun 2022 sebesar Rp38.705, sementara pengeluaran terendah terjadi pada tahun 2019 sebesar Rp15.811.
Jika dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota lain di Sumatera Selatan pada tahun 2024, Kota Palembang mencatatkan pengeluaran untuk perawatan kulit tertinggi, yaitu Rp80.175 dengan pertumbuhan 24,9%. Kota Lubuk Linggau berada di peringkat kedua dengan Rp47.719 dan pertumbuhan 19,9%. Kabupaten Muara Enim menunjukkan pertumbuhan tertinggi, yaitu 68% dengan pengeluaran Rp45.978. Sementara itu, Kabupaten Ogan Komering Ilir mengalami penurunan 12,9% dengan pengeluaran Rp33.921. Peringkat Kabupaten Empat Lawang masih sama seperti tahun sebelumnya, yaitu di posisi 11 se-provinsi.
Kota Palembang
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Palembang mencapai Rp861.308 pada tahun 2024, meningkat 10,5% dari tahun sebelumnya. Kota ini menduduki peringkat pertama se-Sumatera Selatan dalam hal pengeluaran bukan makanan, mencerminkan gaya hidup masyarakat kota yang lebih konsumtif terhadap barang dan jasa selain makanan. Tingginya pengeluaran ini juga menunjukkan tingkat ekonomi yang lebih baik dibandingkan kabupaten/kota lainnya di provinsi tersebut.
Kabupaten Musi Banyuasin
Kabupaten Musi Banyuasin mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp772.408 pada tahun 2024, tumbuh signifikan sebesar 25,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pangan. Kabupaten ini berada di peringkat kedua se-Sumatera Selatan dalam hal pengeluaran makanan, mengindikasikan bahwa sektor pertanian dan perkebunan memegang peranan penting dalam perekonomian wilayah ini.
Kota Prabumulih
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kota Prabumulih mencapai Rp1.214.639 pada tahun 2024, naik 9,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Kota ini berada di peringkat ketujuh se-Sumatera Selatan dalam hal total pengeluaran, menunjukkan keseimbangan antara pengeluaran untuk kebutuhan pangan dan non-pangan. Pertumbuhan ini mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang seimbang di berbagai sektor.
Kabupaten Muara Enim
Kabupaten Muara Enim mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp576.717 pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 29% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini menempatkan Muara Enim di peringkat keempat se-Sumatera Selatan dalam hal pengeluaran non-pangan, mengindikasikan adanya peningkatan kebutuhan dan konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa selain makanan. Sektor pertambangan dan energi di wilayah ini turut berkontribusi dalam meningkatkan daya beli masyarakat.