Pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Landak pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp267.235 per kapita per bulan. Angka ini mengalami penurunan sebesar 2.9% dibandingkan tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran ini merupakan bagian dari pengeluaran total masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan jadi sebesar Rp149.008, pengeluaran untuk rokok dan tembakau sebesar Rp129.904, pengeluaran untuk perawatan sebesar Rp52.393, pengeluaran untuk sabun mandi Rp80.521, serta pengeluaran untuk kecantikan sebesar Rp22.835, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa memiliki porsi yang signifikan dalam alokasi anggaran rumah tangga. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
(Baca: Jumlah Sekolah SMA di Bengkulu 2018 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Landak menunjukkan fluktuasi. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp105.297, kemudian meningkat signifikan pada tahun 2019 menjadi Rp133.059 atau tumbuh 26.4%. Sempat mengalami penurunan pada tahun 2020 menjadi Rp127.374 (-4.3%), pengeluaran kembali melonjak pada tahun 2021 menjadi Rp166.471 (30.7%), dan terus meningkat hingga mencapai Rp223.128 pada tahun 2022 (34%) dan Rp275.236 pada tahun 2023 (23.4%). Namun, pada tahun 2024, terjadi sedikit penurunan menjadi Rp267.235 (-2.9%).
Dalam skala regional, pada tahun 2024, Kabupaten Landak menduduki peringkat ke-4 untuk pengeluaran aneka barang dan jasa di antara kabupaten/kota se-Kalimantan Barat. Kota Pontianak menduduki peringkat pertama dengan nilai Rp410.811, disusul Kabupaten Kapuas Hulu dengan Rp363.248, dan Kabupaten Sintang dengan Rp272.472. Secara nasional, Kabupaten Landak berada di peringkat 181. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Kalimantan Barat, terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam hal pengeluaran untuk aneka barang dan jasa. Kota Pontianak mencatatkan pengeluaran tertinggi dengan pertumbuhan 9.3%, disusul Kabupaten Kapuas Hulu dengan pertumbuhan tertinggi yaitu 39.8%. Sementara itu, Kabupaten Ketapang, Kota Singkawang, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Kubu Raya, dan Kabupaten Sambas juga mengalami penurunan pengeluaran dibandingkan tahun sebelumnya.
Kota Pontianak
Pada tahun 2024, Kota Pontianak mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan sebesar Rp2.086.950. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 18.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan mencapai Rp1.192.431, tumbuh 23.9% dari tahun sebelumnya, dan menduduki peringkat pertama se-Kalimantan Barat. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan mencapai Rp894.519, mengalami kenaikan 12.1% dibandingkan tahun sebelumnya, juga menempati urutan pertama di Kalimantan Barat. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
(Baca: Jumlah Penduduk Bekerja di Kota Tanggerang 931,8 Ribu dan Angka Pengangguran 5,92%)
Kota Singkawang
Kota Singkawang mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan sebesar Rp1.534.917 pada tahun 2024, meningkat tipis 0.5% dari tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan tercatat sebesar Rp759.547, sedikit meningkat 0.3% dari tahun sebelumnya, dan berada di peringkat kedua se-Kalimantan Barat. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan mencapai Rp775.370, hanya tumbuh tipis 0.6% dari tahun sebelumnya, dan menduduki peringkat keempat se-Kalimantan Barat. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Kabupaten Sintang
Kabupaten Sintang mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan sebesar Rp1.461.426 pada tahun 2024, tumbuh 14.6% dari tahun sebelumnya. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan mencapai Rp685.825, tumbuh 16.1% dari tahun sebelumnya, dan berada di peringkat ketiga se-Kalimantan Barat. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp775.601, meningkat 13.4% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menduduki peringkat ketiga se-Kalimantan Barat. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.