Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp 143.327 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 3,7% dibandingkan tahun sebelumnya, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di OKU menunjukkan fluktuasi selama periode 2018-2024. Sempat mengalami penurunan dari Rp 129.990 pada 2018 menjadi Rp 120.267 pada 2019, kemudian meningkat signifikan hingga mencapai Rp 162.787 pada 2022. Namun, dalam dua tahun terakhir, terjadi penurunan, yaitu Rp 148.770 pada 2023 dan Rp 143.327 pada 2024.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Kalimantan Selatan 2015 - 2024)
Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2024, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi tetap menjadi bagian penting dari pengeluaran masyarakat OKU. Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp 198.513, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi mencapai sekitar 72% dari total pengeluaran tersebut. Ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi masih memiliki peran signifikan dalam ekonomi rumah tangga di OKU.
Dalam skala yang lebih luas, Kabupaten OKU berada di peringkat 14 untuk pengeluaran makanan dan minuman jadi di antara kabupaten/kota se-Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2024. Peringkat ini menempatkan OKU di bawah Kota Palembang (peringkat 1) dan Kabupaten Banyuasin (peringkat 2). Secara nasional, OKU berada di peringkat 386 dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota lain di Sumatera Selatan, Kota Palembang mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk makanan dan minuman jadi pada tahun 2024, yaitu sebesar Rp 260.575 per kapita per bulan. Kabupaten Banyuasin berada di urutan kedua dengan Rp 201.407, diikuti oleh Kabupaten Musi Banyuasin dengan Rp 184.680. Pertumbuhan tertinggi dibandingkan tahun sebelumnya justru dicatatkan oleh Kabupaten Musi Banyuasin sebesar 33.2%.
(Baca: Statistik Penduduk Beragama Hindu di Sulawesi Utara 2015-2024)
Kota Palembang
Kota Palembang mencatat pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 861.308 pada tahun 2024, meningkat 10.5% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 779.490,85. Kenaikan ini menempatkan Palembang pada peringkat pertama se-Sumatera Selatan dalam kategori ini. Pertumbuhan ini menggambarkan peningkatan dalam pengeluaran masyarakat Palembang untuk kebutuhan selain makanan, menunjukkan perubahan dalam prioritas konsumsi atau peningkatan pendapatan yang dialokasikan untuk sektor non-pangan.
Kabupaten Musi Banyuasin
Kabupaten Musi Banyuasin menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, mencapai Rp 772.408 pada tahun 2024, melonjak 25.1% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 617.446,77. Pertumbuhan ini menempatkan Musi Banyuasin pada peringkat kedua se-Sumatera Selatan dalam kategori ini. Kenaikan drastis ini menunjukkan perubahan pola konsumsi masyarakat atau peningkatan akses terhadap makanan dan minuman yang lebih berkualitas.
Kota Prabumulih
Kota Prabumulih mencatat pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp 588.295 pada tahun 2024, meningkat 12.3% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 523.695,51. Kenaikan ini menempatkan Prabumulih pada peringkat ke-14 se-Sumatera Selatan dalam kategori ini. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk makanan di Prabumulih mengalami peningkatan yang cukup baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Kabupaten Muara Enim
Kabupaten Muara Enim menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, mencapai Rp 576.717 pada tahun 2024, meningkat 29% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 447.063,95. Peningkatan ini menempatkan Muara Enim pada peringkat keempat se-Sumatera Selatan dalam kategori ini. Data ini mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan atau perubahan dalam alokasi anggaran rumah tangga untuk kebutuhan selain makanan di Muara Enim.