Pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp200.659 per kapita per bulan. Angka ini mengalami penurunan turun 17.8% dibandingkan tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa angka ini menempatkan Ponorogo pada peringkat ke-26 di antara kabupaten/kota se-Jawa Timur dan peringkat ke-339 secara nasional.
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran masyarakat Ponorogo yang mencapai Rp1.089.381 per kapita per bulan, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa ini menyumbang sekitar 18.4%. Sebesar 50.3% atau Rp545.877 dari total pengeluaran dialokasikan untuk non makanan. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan mencapai Rp543.503. Pertumbuhan total pengeluaran masyarakat Ponorogo menunjukkan peningkatan 13.2% dibandingkan tahun sebelumnya, menampilkan pertumbuhan positif pada kemampuan ekonomi masyarakat secara keseluruhan.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Maluku 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Ponorogo menunjukkan fluktuasi yang signifikan. Dimulai dari Rp138.665 pada tahun 2018, terjadi kenaikan signifikan hingga mencapai Rp244.091 pada tahun 2023. Kemudian, pada tahun 2024, terjadi penurunan menjadi Rp200.659. Meskipun terjadi penurunan pada tahun terakhir, tren secara umum menunjukkan peningkatan pengeluaran dari tahun 2018 hingga 2023.
Pengeluaran tertinggi untuk aneka barang dan jasa terjadi pada tahun 2023, mencapai Rp244.091 per kapita per bulan. Sementara angka terendah tercatat pada tahun 2018 yaitu Rp138.665. Data pendukung menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan jadi mencapai Rp171.250, diikuti oleh rokok dan tembakau sebesar Rp86.828, perawatan Rp42.827, sabun mandi Rp46.341, dan kecantikan Rp27.387.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Timur, Kota Surabaya mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk aneka barang dan jasa pada tahun 2024, yaitu sebesar Rp723.548, dengan pertumbuhan 18.9%. Kota Madiun berada di urutan kedua dengan Rp444.047, mengalami penurunan turun 14%. Kota Malang berada di posisi ketiga dengan Rp419.184, juga mengalami penurunan turun 15.3%. Kabupaten Situbondo mencatatkan pertumbuhan tertinggi yakni 67.6% dengan pengeluaran sebesar Rp418.514. Kabupaten Sidoarjo berada di posisi ke-6 dengan pengeluaran Rp384.420 dan pertumbuhan negatif turun 23.2% jika dibandingkan tahun sebelumnya.
(Baca: Statistik Penduduk Beragama Protestan di Jawa Tengah 2015-2024)
Kota Surabaya
Kota Surabaya menduduki peringkat pertama se-Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan data BPS, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di kota ini mencapai Rp1.541.006, meningkat 34% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp1.061.445, dengan pertumbuhan 29.6%. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp2.602.451, menempatkan Surabaya sebagai daerah dengan pengeluaran tertinggi di Jawa Timur.
Kota Malang
Kota Malang berada di urutan kedua dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.216.228, meningkat 4.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp738.690, menunjukkan kenaikan 3.3%. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.954.918, menjadikan Malang sebagai salah satu kota dengan pengeluaran tertinggi di Jawa Timur, walau tetap di bawah Surabaya.
Kota Madiun
Kota Madiun mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.192.091, meningkat 15.3% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp851.602, mengalami kenaikan 7%. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp2.043.693. Kota ini menunjukkan pertumbuhan yang stabil dalam pengeluaran konsumsi masyarakatnya.
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.077.404, meningkat 14.7% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp881.851, naik 16%. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.959.255. Peningkatan ini menunjukkan bahwa Sidoarjo memiliki daya beli yang stabil.