Pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Ponorogo pada 2024 tercatat sebesar Rp200.659 per kapita per bulan. Angka ini mengalami penurunan sebesar 17.8% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu Rp244.091. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Pada 2024, Kabupaten Ponorogo menduduki peringkat ke-26 di antara kabupaten/kota se-Jawa Timur dalam hal pengeluaran untuk aneka barang dan jasa. Peringkat ini menunjukkan posisi yang relatif menengah jika dibandingkan dengan daerah lain di provinsi tersebut. Secara nasional, Kabupaten Ponorogo berada di peringkat ke-339.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Kep. Riau Periode 2018-2023)
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, yaitu Rp543.503, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa hanya mencakup sekitar 36.9%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan, yaitu Rp545.877, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa mencakup sekitar 36.7%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengeluaran masyarakat Ponorogo masih dialokasikan untuk kebutuhan dasar seperti makanan dan bukan makanan.
Secara historis, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Ponorogo mengalami fluktuasi. Pada periode 2018-2024, pengeluaran tertinggi terjadi pada 2023, yaitu sebesar Rp244.091. Namun, pada 2024 terjadi penurunan yang cukup signifikan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2019 yaitu sebesar 27.6%.
Berikut adalah perbandingan pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Ponorogo dengan beberapa kabupaten/kota lain di Jawa Timur pada 2024: Kota Surabaya: Rp723.548 (pertumbuhan 18.9%, peringkat 1) Kota Madiun: Rp444.047 (pertumbuhan -14%, peringkat 2) Kota Malang: Rp419.184 (pertumbuhan -15.3%, peringkat 3) Kabupaten Situbondo: Rp418.514 (pertumbuhan 67.6%, peringkat 4) Kota Pasuruan: Rp407.139 (pertumbuhan 6.1%, peringkat 5)
Kota Surabaya
Kota Surabaya mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan tertinggi di Jawa Timur pada 2024, yaitu sebesar Rp1.541.006. Pertumbuhan pengeluaran bukan makanan di Surabaya sebesar 34% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan juga tertinggi, mencapai Rp1.061.445. Total pengeluaran (makanan dan bukan makanan) mencapai Rp2.602.451, menempatkan Surabaya pada peringkat pertama di Jawa Timur.
(Baca: PDRB ADHB Sektor Pertambangan dan Penggalian Lainnya Periode 2013-2024)
Kota Malang
Kota Malang menunjukkan nilai pengeluaran per kapita bukan makanan sebesar Rp1.216.228, menempati urutan kedua di Jawa Timur. Terjadi pertumbuhan yang cukup moderat sebesar 4.5%. Sementara pengeluaran makanannya sebesar Rp738.690. Secara keseluruhan, Kota Malang berada di urutan keempat dengan total pengeluaran Rp1.954.918.
Kota Madiun
Kota Madiun memiliki pengeluaran per kapita bukan makanan sebesar Rp1.192.091, dengan pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu 15.3%. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp851.602. Kota Madiun menempati peringkat kedua untuk total pengeluaran di Jawa Timur dengan nilai Rp2.043.693.
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo memiliki pengeluaran per kapita bukan makanan sebesar Rp1.077.404, meningkat 14.7% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai pengeluaran untuk makanan di Sidoarjo mencapai Rp881.851. Secara total, Sidoarjo menduduki peringkat ketiga dengan total pengeluaran Rp1.959.255.
Kota Batu
Kota Batu mencatatkan pengeluaran per kapita bukan makanan sebesar Rp968.150, dengan pertumbuhan signifikan mencapai 28.9%. Untuk pengeluaran makanan, Kota Batu berada di angka Rp767.677. Total pengeluaran Kota Batu mencapai Rp1.735.827, dan menduduki peringkat keenam.