Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp 200.455 per kapita/bulan.
Angka ini mengalami penurunan turun 9.6% dibandingkan tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp 221.656 per kapita/bulan. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
(Baca: PDRB ADHK Sektor Jasa Lainnya Periode 2013-2024)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya fluktuasi pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung dalam beberapa tahun terakhir.
Setelah mengalami penurunan dari tahun 2018 ke 2019 turun 15.8%, pengeluaran sempat mengalami kenaikan pada tahun 2020 dan 2021, masing-masing sebesar 8.4% dan 5.8%. Namun, pada tahun 2022 kembali mengalami penurunan turun 6.4% sebelum akhirnya melonjak tajam sebesar 39.3% pada tahun 2023, dan kembali turun di tahun 2024.
Pengeluaran tertinggi untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung terjadi pada tahun 2023, sementara pengeluaran terendah terjadi pada tahun 2019.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Sabun Mandi Kota Malang | 2024)
Secara keseluruhan, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung berada di urutan ke-13 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Sumatera Barat, dan urutan ke-218 secara nasional. Jika dibandingkan dengan pengeluaran masyarakat secara keseluruhan, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi ini merupakan bagian yang cukup signifikan.
Sebagai perbandingan, pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk aneka barang jasa di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung adalah Rp 216.145, sementara pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai Rp 136.257.
Kota Padang
Kota Padang menunjukkan dinamika menarik dalam pengeluaran bukan makanan. Pada tahun 2024, tercatat pengeluaran sebesar Rp 1.051.706, mengalami kenaikan 2.1% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.029.987,4. BPS mencatat Kota Padang menduduki peringkat pertama se-Sumatera Barat untuk kategori ini, menandakan tingkat konsumsi dan kebutuhan non-makanan yang tinggi di kalangan penduduknya. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan mengindikasikan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kota Padang.
Kota Bukit Tinggi
Pengeluaran bukan makanan di Kota Bukit Tinggi mengalami pertumbuhan signifikan. Data dari BPS menunjukkan peningkatan sebesar 11.7%, dari Rp 862.064,53 tahun sebelumnya menjadi Rp 962.655 pada tahun 2024. Dengan menduduki peringkat kedua di antara kabupaten/kota di Sumatera Barat, Kota Bukit Tinggi menunjukkan peningkatan signifikan dalam alokasi anggaran rumah tangga untuk kebutuhan selain makanan. Peningkatan ini mencerminkan perubahan gaya hidup dan prioritas pengeluaran masyarakat setempat.
Kota Padang Panjang
Kota Padang Panjang mencatatkan pertumbuhan yang mengesankan dalam pengeluaran bukan makanan. BPS melaporkan bahwa pengeluaran meningkat sebesar 11.2% dari Rp 847.534,51 menjadi Rp 942.409 pada tahun 2024. Dengan peringkat ketiga di Sumatera Barat, Kota Padang Panjang menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pemenuhan kebutuhan di luar sektor makanan. Kenaikan ini dapat diindikasikan oleh peningkatan kesadaran akan pentingnya kualitas hidup dan diversifikasi pengeluaran di kalangan warganya.
Kota Payakumbuh
Kota Payakumbuh mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam pengeluaran bukan makanan. BPS mencatat peningkatan sebesar 9.7%, dari Rp 809.845,77 pada tahun sebelumnya menjadi Rp 888.390 pada tahun 2024. Menempati peringkat keempat di Sumatera Barat, Kota Payakumbuh menunjukkan peningkatan yang konsisten dalam alokasi anggaran untuk kebutuhan non-makanan. Hal ini mencerminkan perubahan dalam pola konsumsi dan prioritas pengeluaran masyarakat setempat.