Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Demak pada 2024 tercatat sebesar Rp46.189 per kapita per bulan. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 7,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa yang mencapai Rp209.471, pengeluaran untuk perawatan kulit hanya menyumbang sekitar 22 persen. Proporsi ini relatif kecil dibandingkan pengeluaran untuk makanan jadi sebesar Rp212.668 atau rokok dan tembakau Rp142.988. Pengeluaran untuk perawatan kulit juga lebih rendah dibandingkan pengeluaran untuk sabun mandi yang mencapai Rp50.618.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Kalimantan Utara 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Demak cenderung fluktuatif. Sempat mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 24,7 persen pada 2019 dan 26,7 persen pada 2022. Pada 2023 mengalami penurunan sebesar 17,7 persen, kemudian kembali naik pada 2024. Pengeluaran tertinggi terjadi pada 2022 yaitu Rp52.142 per kapita per bulan.
Pengeluaran masyarakat Kabupaten Demak secara keseluruhan menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Badan Pusat Statistik mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.210.995 pada 2024.
Pada 2024, Kabupaten Demak berada di peringkat ke-20 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit. Peringkat ini menunjukkan bahwa minat masyarakat Demak terhadap perawatan kulit masih berada di bawah rata-rata dibandingkan wilayah lain di provinsi tersebut. Di tingkat nasional, Kabupaten Demak menempati peringkat ke-329.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan konsumsi bukan makanan di Kabupaten Demak berada di urutan ke-18 se-Jawa Tengah dengan nilai Rp569.521.
Dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023) yaitu Rp45.742, pengeluaran perawatan kulit pada 2024 mengalami sedikit peningkatan. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2019-2023) yaitu Rp41.865, pertumbuhan ini menunjukkan kondisi yang lebih baik.
(Baca: Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Periode 2014-2023)
Kenaikan tertinggi pengeluaran perawatan kulit terjadi pada 2022, namun penurunan terbesar terjadi pada 2023. Anomali ini perlu dianalisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Berikut perbandingan pengeluaran perawatan kulit di beberapa kota lainnya: Kota Semarang: Rp95.594 (pertumbuhan 28.8 persen, peringkat 1 se-Jawa Tengah) Kota Magelang: Rp95.520 (pertumbuhan 9.4 persen, peringkat 2 se-Jawa Tengah) Kota Surakarta: Rp88.833 (pertumbuhan 29.4 persen, peringkat 3 se-Jawa Tengah) Kota Tegal: Rp83.543 (pertumbuhan -8.6 persen, peringkat 4 se-Jawa Tengah) Kota Salatiga: Rp79.995 (pertumbuhan 16.2 persen, peringkat 5 se-Jawa Tengah)
Kota Semarang
Pada 2024, warga Kota Semarang mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp914.785. Untuk pengeluaran non-makanan mencapai Rp1.322.997, yang juga menempati urutan tertinggi di Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik mencatat total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan non makanan di kota ini mencapai Rp2.237.782.
Kota Salatiga
Dengan rata-rata pengeluaran non-makanan mencapai Rp1.315.195 pada 2024, Salatiga menduduki peringkat kedua tertinggi di Jawa Tengah menurut Badan Pusat Statistik. Untuk pengeluaran makanan di kota ini sebesar Rp811.317, menjadikan total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan non-makanan sebesar Rp2.126.512. Meskipun memiliki pengeluaran non-makanan yang tinggi, terjadi penurunan pengeluaran sebesar 14,4% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kota Magelang
Badan Pusat Statistik mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Magelang sebesar Rp689.220. Sementara itu, pengeluaran untuk non-makanan mencapai Rp980.996. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan non-makanan di kota ini adalah Rp1.670.216.
Kota Surakarta
Pengeluaran warga Kota Surakarta untuk makanan tercatat sebesar Rp759.788 pada 2024, sementara pengeluaran untuk non-makanan mencapai Rp942.391 menurut data Badan Pusat Statistik. Ini menghasilkan total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan non-makanan sebesar Rp1.702.178, yang menempatkan kota ini di peringkat keempat se-Jawa Tengah.