Perekonomian Daerah Khusus Jakarta (DKJ) yang diukur menurut produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp3,44 kuadriliun pada 2024.
Penopang utama perekonomian DKJ berasal dari lapangan usaha berikut:
- Perdagangan besar dan eceran: Rp662,47 triliun (porsi 18,01%)
- Industri pengolahan: Rp422,94 triliun (11,49%)
- Jasa keuangan dan asuransi: Rp408,19 triliun (11,09%).
Adapun berikut ini pertumbuhan/kontraksi PDRB atas dasar harga berlaku (ADHK) Provinsi DKJ dalam 5 tahun terakhir:
- 2020: –2,39%
- 2021: 3,55%
- 2022: 5,25%
- 2023: 4,96%
- 2024: 4,90%
Dari enam kota/kabupaten di DKJ, PDRB terbesar berada di Kota Jakarta Pusat, sedangkan yang terkecil di Kabupaten Kepulauan Seribu.
Kota Jakarta Pusat memiliki PDRB ADHB senilai Rp922,86 triliun pada 2024. Penopang PDRB terbesarnya berasal dari lapangan usaha berikut:
- Jasa keuangan dan asuransi: Rp220,1 triliun (23,85%)
- Perdagangan besar dan eceran: Rp160,42 triliun (17,38%)
- Jasa perusahaan: Rp91,49 triliun (9,91%)
Pertumbuhan PDRB ADHK Kota Jakarta Pusat dalam lima tahun terakhir:
- 2020: -0,66%
- 2021: 2,33%
- 2022: 4,78%
- 2023: 5,11%
- 2024: 5,14%
Kota Jakarta Selatan memiliki PDRB ADHB Rp850,3 triliun pada tahun lalu. Penopang perenomian terbesarnya berasal dari lapangan usaha berikut:
- Perdagangan besar dan eceran: Rp142,81 triliun (16,79% )
- Jasa keuangan dan asuransi: Rp119,63 triliun (14,07%)
- Informasi dan komunikasi: Rp107,3 triliun (12,62%)
Pertumbuhan ekonomi Kota Jakarta Selatan menurut PDRB ADHK dalam 5 tahun terakhir:
- 2020: -0,49%
- 2021: 2,39%
- 2022: 5,24%
- 2023: 5,32%
- 2024: 5,17%
Kota Jakarta Utara memiliki PDRB ADHB Rp670,18 triliun pada 2024. Penopang terbesar berasal dari lapangan usaha berikut:
- Industri pengolahan: Rp203,13 triliun (30,31%)
- Perdagangan besar dan eceran: Rp126,41 triliun (18,86%)
- Konstruksi: Rp93.71 triliun: Rp 93,71 triliun (13,98%)
Pertumbuhan PDRB ADHK Kota Jakarta Utara dalam 5 tahun terakhir:
- 2020: -6,22%
- 2021: 6,02%
- 2022: 5,85%
- 2023: 4,17%
- 2024: 4,29%
Kota Jakarta Timur memiliki PDRB ADHB Rp630,61 triliun pada 2024, dengan penopang terbesar dari lapangan usaha berikut:
- Industri pengolahan: Rp168,58 triliun (26,73%)
- Perdagangan besar dan eceran: Rp114,87 triliun (18,21%)
- Konstruksi: Rp65,19 triliun (10,34%)
Pertumbuhan PDRB ADHK Kota Jakarta Timur dalam 5 tahun terakhir:
- 2021: -4,47%
- 2021: 4,77%
- 2022: 5,02%
- 2023: 5,15%
- 2024: 4,49%
Kota Jakarta Barat memiliki PDRB ADHB sebesar Rp627,87 triliun pada tahun lalu, dengan kontribusi terbesar berasal dari lapangan usaha berikut:
- Perdagangan besar dan eceran: Rp 123,89 triliun (19,73%)
- Informasi dan komunikasi: Rp111,14 triliun 17,70%)
- Konstruksi: Rp82,58 triliun (13,15%)
Pertumbuhan PDRB ADHK Kota Jakarta Barat dalam lima tahun terakhir:
- 2020: -0,86%
- 2021: 3,61%
- 2022: 5,50%
- 2023: 5,30%
- 2024: 5,27%
Kabupaten Kepulauan Seribu memiliki PDRB ADHB Rp8,1 triliun pada 2024. Kontribusi terbesar berasal dari lapangan usaha berikut:
- Pertambangan dan penggalian: Rp5.714,13 triliun (70,52%)
- Perdagangan besar dan eceran: Rp449,43 miliar (5,55%)
- Industri pengolahan: Rp328,79 miliar (4,06%)
Pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten Kepulauan Seribu dalam lima tahun terakhir:
- 2020: -4,94%
- 2021: -1,55%
- 2022: -1,70%
- 2023: -7,86%
- 2024: -1,11%
(Baca: Hanya 50% Penduduk Jakarta yang Punya Rumah Sendiri)