Pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, tercatat sebesar Rp113.849 per kapita per bulan pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan adanya pertumbuhan sebesar 12,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp149.633, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai sekitar 76%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi sebesar Rp169.839, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai sekitar 67%. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumsi rokok dan tembakau masih menjadi bagian yang cukup signifikan dari pengeluaran masyarakat Kabupaten Ogan Ilir.
(Baca: Jumlah Perceraian di Jawa Barat Periode 2019-2024)
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Ogan Ilir mengalami fluktuasi selama periode 2018-2024. Sempat mengalami kenaikan dari tahun 2018 hingga 2020, kemudian sedikit turun pada tahun 2021 dan 2022. Pada tahun 2023, pengeluaran sempat mengalami penurunan cukup dalam turun 10,6%, sebelum kembali meningkat pada tahun 2024. Pengeluaran tertinggi terjadi pada tahun 2020 dengan nilai Rp115.782.
Pada tahun 2024, Kabupaten Ogan Ilir berada di peringkat 12 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Sumatera Selatan dalam hal besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau. Secara nasional, Kabupaten Ogan Ilir berada di peringkat 370. Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Sumatera Selatan, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Ogan Ilir masih berada di bawah Kabupaten Musi Banyuasin (Rp146.647), Kabupaten Lahat (Rp140.931), Kabupaten Banyuasin (Rp128.559), Kabupaten Musi Rawas (Rp128.185), dan Kabupaten Muara Enim (Rp126.687).
Dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran selama tiga tahun terakhir (2022-2024), pengeluaran tahun 2024 menunjukkan sedikit kenaikan. Rata-rata pengeluaran tiga tahun terakhir adalah sekitar Rp109.272, sedangkan pengeluaran tahun 2024 mencapai Rp113.849. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumsi rokok dan tembakau di Kabupaten Ogan Ilir cenderung stabil dalam beberapa tahun terakhir.
Di antara kabupaten/kota lain di Sumatera Selatan, Kabupaten Musi Banyuasin mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk rokok dan tembakau pada tahun 2024, yaitu Rp146.647, dengan penurunan turun 4.3% dibandingkan tahun sebelumnya dan berada di peringkat pertama di Sumatera Selatan. Kabupaten Lahat berada di peringkat kedua dengan pengeluaran Rp140.931, mengalami penurunan -1.4%. Sementara itu, Kabupaten Banyuasin mencatatkan pengeluaran Rp128.559, turun 3.9% dibandingkan tahun sebelumnya dan berada di peringkat ketiga. Kabupaten Musi Rawas mengalami kenaikan signifikan sebesar 16.9%, mencapai pengeluaran Rp128.185 dan berada di peringkat keempat. Terakhir, Kabupaten Muara Enim berada di peringkat kelima dengan pengeluaran Rp126.687, naik 11.3%.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Papua Periode 2018-2023)
Kota Palembang
Kota Palembang menunjukkan kinerja ekonomi yang kuat dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan mencapai Rp861.308 pada tahun 2024, meningkat 10.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan juga mengalami kenaikan signifikan, mencapai Rp815.005, naik 11.9% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini mencerminkan peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakat Kota Palembang.
Kabupaten Musi Banyuasin
Kabupaten Musi Banyuasin menunjukkan pertumbuhan yang substansial dalam pengeluaran makanan dan non-makanan. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan mencapai Rp629.974 pada tahun 2024, meningkat sebesar 23.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan juga melonjak sebesar 25.1%, mencapai Rp772.408. Peningkatan ini menempatkan Musi Banyuasin sebagai salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Sumatera Selatan.
Kota Prabumulih
Kota Prabumulih mencatatkan pertumbuhan yang moderat dalam pengeluaran per kapita. Pengeluaran untuk bukan makanan mencapai Rp626.343 pada tahun 2024, naik 7.5% dari tahun sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan juga meningkat sebesar 12.3%, mencapai Rp588.295. Meskipun tidak setinggi Musi Banyuasin, pertumbuhan ini menunjukkan stabilitas ekonomi di Kota Prabumulih.
Kabupaten Muara Enim
Kabupaten Muara Enim menunjukkan pertumbuhan yang kuat dalam pengeluaran per kapita bukan makanan, mencapai Rp576.717 pada tahun 2024, meningkat signifikan sebesar 29% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan juga mengalami pertumbuhan yang substansial, mencapai Rp692.039, naik 23.4% dari tahun sebelumnya. Data ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam kesejahteraan dan daya beli masyarakat Kabupaten Muara Enim.