Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Sumenep pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp40.044/kapita/bulan, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi penurunan signifikan turun 42.1%.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Kecantikan Kab. Raja Ampat | 2024)
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp241.636, pengeluaran untuk perawatan kulit hanya mencakup sekitar 16.6%.
Proporsi ini lebih kecil jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi yang mencapai Rp281.369 atau rokok dan tembakau sebesar Rp163.113.
Kabupaten Sumenep menduduki peringkat 95 dalam hal pengeluaran perawatan kulit di antara seluruh pulau dan berada di urutan ke-27 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Timur.
Secara nasional, Kabupaten Sumenep berada di peringkat 396.
(Baca: PDB Paritas Data Beli (PPP) Yaman 2015 - 2024)
Jika dilihat dari data historis, pengeluaran tertinggi untuk perawatan kulit di Kabupaten Sumenep terjadi pada tahun 2023, mencapai Rp69.155.
Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp23.949, kemudian mengalami fluktuasi hingga mencapai titik terendah pada tahun 2019 dengan Rp22.788 dan kembali naik signifikan pada tahun 2021.Berikut adalah perbandingan dengan beberapa kabupaten/kota lain di Jawa Timur pada tahun 2024:Kota Surabaya mencatatkan pengeluaran untuk perawatan kulit sebesar Rp102.806, mengalami penurunan -13.6% dan menempati peringkat pertama di provinsi.Kabupaten Sidoarjo mencatatkan pengeluaran untuk perawatan kulit sebesar Rp96.645, mengalami penurunan -26% dan menduduki peringkat kedua.Kota Malang memiliki pengeluaran sebesar Rp96.117, mengalami kenaikan 3.4% dan berada di urutan ketiga.Kota Madiun mencatatkan pengeluaran sebesar Rp90.081, mengalami penurunan -24.4% dan berada di urutan keempat.Kota Pasuruan mencatatkan pengeluaran sebesar Rp84.870, mengalami kenaikan 26.9% dan menduduki posisi kelima di Jawa Timur.
Kota Surabaya
Kota Surabaya menunjukkan performa ekonomi yang kuat dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan mencapai Rp1.541.006 pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan sebesar 34% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.149.686,88. Pertumbuhan ini mengindikasikan peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakat Surabaya. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp1.061.445, menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan demikian, Surabaya menduduki peringkat pertama di Jawa Timur dalam hal pengeluaran total per kapita, mencerminkan stabilitas ekonomi dan kemampuan konsumsi yang tinggi di kota ini.
Kota Malang
Kota Malang mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.216.228 pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan sebesar 4.5% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.163.346,82. Hal ini menandakan adanya peningkatan dalam konsumsi barang dan jasa non-makanan. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Malang mencapai Rp738.690. Meskipun demikian, pertumbuhan ini relatif stabil dibandingkan dengan beberapa kota lain di Jawa Timur. Kota Malang tetap mempertahankan posisinya sebagai salah satu kota dengan tingkat konsumsi yang signifikan di provinsi tersebut.
Kota Madiun
Kota Madiun menunjukkan peningkatan signifikan dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, mencapai Rp1.192.091 pada tahun 2024, meningkat sebesar 15.3% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.033.945,68. Pertumbuhan ini mencerminkan peningkatan daya beli dan konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa non-makanan. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp851.602. Dengan pertumbuhan ini, Kota Madiun semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pusat ekonomi penting di Jawa Timur.
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.077.404 pada tahun 2024, meningkat sebesar 14.7% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp939.077,05. Peningkatan ini menunjukkan adanya pertumbuhan dalam konsumsi barang dan jasa non-makanan di kalangan masyarakat Sidoarjo. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp881.851. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa Sidoarjo terus mengalami peningkatan dalam tingkat konsumsi dan kesejahteraan masyarakatnya.