Pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp41.438/kapita/bulan. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas oleh Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan sedikit penurunan turun 0.6% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp41.667/kapita/bulan. Kabupaten Lombok Tengah menduduki peringkat ke-9 untuk pengeluaran sabun mandi di antara kabupaten/kota se-provinsi Nusa Tenggara Barat, serta peringkat ke-480 secara nasional.
Pengeluaran untuk sabun mandi ini merupakan bagian kecil dari total pengeluaran masyarakat Kabupaten Lombok Tengah. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp131.039, sementara pengeluaran untuk makanan jadi mencapai Rp193.192. Pengeluaran untuk sabun mandi juga lebih kecil dibandingkan pengeluaran untuk kecantikan (Rp23.774), perawatan (Rp34.180), serta rokok dan tembakau (Rp101.458).
(Baca: PDB Paritas Daya Beli (PPP) Senegal 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Lombok Tengah fluktuatif dalam tujuh tahun terakhir. Tahun 2018 tercatat sebesar Rp44.104, kemudian mengalami penurunan turun 4.8% di tahun 2019 menjadi Rp41.965. Pada tahun 2020, terjadi kenaikan tipis sebesar 2.6% menjadi Rp43.069, diikuti kenaikan signifikan sebesar 16.1% di tahun 2021 menjadi Rp49.993 yang merupakan pengeluaran tertinggi dalam periode tersebut. Namun, tahun 2022 mengalami penurunan tajam turun 23.5% menjadi Rp38.223, sebelum kemudian naik 9% di tahun 2023 dan kembali sedikit turun di tahun 2024.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Nusa Tenggara Barat, pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Lombok Tengah masih berada di bawah Kota Mataram (Rp81.311), Kabupaten Sumbawa Barat (Rp75.442), Kota Bima (Rp68.796), Kabupaten Sumbawa (Rp62.063), dan Kabupaten Lombok Timur (Rp55.124). Kabupaten Lombok Barat (Rp53.622) dan Kabupaten Lombok Utara (Rp47.520) juga mencatatkan pengeluaran lebih tinggi, sedangkan Kabupaten Dompu (Rp41.841) dan Kabupaten Bima (Rp37.111) mencatatkan pengeluaran lebih rendah.
Untuk perbandingan dengan beberapa kabupaten/kota, Kota Mataram mencatatkan pertumbuhan negatif turun 8.3% dalam pengeluaran sabun mandi, sementara Kota Bima mengalami pertumbuhan positif signifikan sebesar 16.7%. Kabupaten Sumbawa mengalami penurunan turun 11.4%, sedangkan Kabupaten Lombok Barat mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 21%. Pertumbuhan di Kabupaten Dompu juga positif, mencapai 9.4%, seperti data yang diolah dari data Susenas.
Kota Mataram
Pada tahun 2024, Kota Mataram mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp985.712, meningkat 16.8% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp883.669, naik 11%. Total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) mencapai Rp1.869.381, mengalami penurunan -10.2% dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Mataram menempati peringkat pertama se-Nusa Tenggara Barat dalam hal pengeluaran bukan makanan, makanan, serta total pengeluaran per kapita,informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
(Baca: 0,00129% Penduduk di Kabupaten Enrekang Beragama Konghucu)
Kabupaten Sumbawa Barat
Kabupaten Sumbawa Barat mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp859.991 pada tahun 2024, meningkat signifikan sebesar 23.3% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp969.386, naik 10.7%. Total pengeluaran per kapita sebulan mencapai Rp1.829.378, meningkat 6.1%. Kabupaten Sumbawa Barat menempati peringkat kedua se-Nusa Tenggara Barat dalam hal pengeluaran bukan makanan dan total pengeluaran per kapita, serta peringkat pertama dalam hal pengeluaran untuk makanan, seperti data yang diolah dari data Susenas.
Kota Bima
Kota Bima mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp764.758 pada tahun 2024, meningkat 4.9% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp809.177, naik 14.9%. Total pengeluaran per kapita sebulan mencapai Rp1.573.935, meningkat 10.6%. Kota Bima menempati peringkat ketiga se-Nusa Tenggara Barat dalam hal pengeluaran bukan makanan, makanan, serta total pengeluaran per kapita, seperti data yang diolah dari data Susenas.