Pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Magetan pada 2024 tercatat sebesar Rp248.179 per kapita per bulan. Angka ini meningkat 9,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Secara historis, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Magetan mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Sempat mengalami penurunan sebesar 9,9 persen pada 2020, kemudian kembali naik secara signifikan pada 2021 sebesar 15,6 persen. Pengeluaran tertinggi ada di 2024 dengan pertumbuhan 9,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Sulawesi Selatan Periode 2018-2023)
Pengeluaran masyarakat Kabupaten Magetan untuk aneka barang dan jasa terbilang cukup signifikan. Ini mencerminkan bahwa masyarakat tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga mengalokasikan sebagian pendapatannya untuk kebutuhan lain seperti kecantikan, perawatan, rokok dan tembakau, serta sabun mandi. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan jadi adalah Rp167.986, sedangkan untuk kecantikan Rp30.875.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Timur, Kabupaten Magetan berada di peringkat ke-17 dalam hal pengeluaran untuk aneka barang dan jasa pada 2024. Peringkat ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi masyarakat Kabupaten Magetan untuk barang dan jasa masih berada di bawah beberapa kota besar seperti Surabaya, Madiun, dan Malang. Namun, berada di atas kabupaten seperti Mojokerto, Sumenep dan Tuban.
Kota Surabaya mencatatkan pengeluaran untuk aneka barang dan jasa tertinggi di Jawa Timur pada 2024, yaitu Rp723.548 per kapita. Kemudian, diikuti Kota Madiun dengan Rp444.047, dan Kota Malang Rp419.184. Pertumbuhan tertinggi ada di Kabupaten Situbondo yaitu 67.6 persen, sedangkan Kota Kediri mengalami penurunan cukup dalam yaitu -30.2 persen. Kabupaten Magetan berada di atas Kabupaten Mojokerto yang mencatatkan Rp243.251 dengan pertumbuhan 0,6 persen dan di bawah Kabupaten Lumajang Rp255.304 dengan pertumbuhan -7.2 persen.
(Baca: Jumlah Hotel di Bengkulu | 2024)
#### Kota SurabayaInformasi yang diolah dari data Susenas menunjukkan Kota Surabaya menduduki peringkat pertama se-Jawa Timur dalam pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan dengan nilai mencapai Rp1.541.006 pada 2024, naik 34 persen dari tahun sebelumnya. Tingginya angka ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Surabaya memiliki daya beli yang kuat untuk memenuhi kebutuhan non-primer. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp1.061.445, pertumbuhan ini memperkuat posisi Surabaya sebagai kota dengan perekonomian yang kuat di Jawa Timur.
#### Kota MalangBerdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Kota Malang menempati urutan kedua setelah Surabaya dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, dengan nilai Rp1.216.228 pada 2024. Pertumbuhan sebesar 4,5 persen dari tahun sebelumnya mengindikasikan stabilitas ekonomi yang baik di kota ini. Pengeluaran untuk makanan juga cukup signifikan, mencapai Rp738.690, menempatkan Kota Malang di posisi ke-10 dalam daftar kabupaten/kota dengan pengeluaran tertinggi untuk makanan di Jawa Timur.
#### Kota MadiunData dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa Kota Madiun memiliki rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.192.091 pada 2024, mencatat pertumbuhan 15,3 persen dari tahun sebelumnya. Sementara pengeluaran untuk makanan di Kota Madiun mencapai Rp851.602, dan menempatkannya pada posisi kelima di Jawa Timur. Ini menunjukkan bahwa warga Madiun memiliki alokasi pengeluaran yang signifikan untuk kebutuhan selain makanan.
#### Kabupaten SidoarjoKabupaten Sidoarjo menunjukkan performa yang solid dalam hal pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, dengan nilai mencapai Rp1.077.404 pada 2024, meningkat 14,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan di Kabupaten Sidoarjo mencapai Rp881.851, menduduki peringkat keempat tertinggi di Jawa Timur. Dengan pertumbuhan ini, Sidoarjo menunjukkan peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakatnya.